Pekanbaru (21/05/2022) – Banyak yang tidak tahu bahwa tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia. Dilansir dari https://www.bola.com/ bahwa hari itu diperingati secara internasional sebagai World Day for Cultural Diversity for Dialogue and Development. Dari namanya saja dapat dipahami bahwa perbedaan budaya di dunia ini berpengaruh terhadap perkembangan umat manusia itu sendiri. Bisa berpengaruh positif maupun negatif. Menangkal pengaruh negatif perbedaan budaya tersebut diperlukan dialog.
Melansir https://www.idntimes.com/ bahwa Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia itu dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB pada tahun 2002, setelah diadopsinya Deklarasi Universal tentang Keanekaragaman Budaya oleh UNESCO di tahun 2001. UNESCO mengakui perlunya menetapkan hari dunia ini untuk meningkatkan potensi budaya sebagai saran untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan koeksistensi damai gobal.
Resolusi PBB No. 57/249 tahun 2002 tentang Kebudayaan itu muncul setelah sebelumnya PBB mencatat bahwa 75% konflik di dunia berakar dari dimensi kultural atau budaya. Terutama akibat perbedaan budaya. Oleh sebab itu PBB mencanangkan perlunya dialog untuk menjembatani keragamaan budaya. Itulah dasarnya PBB perlu menetapkan Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia.
Berkaca kepada Indonesia, maka negeri ini adalah yang paling beragam di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik bahwa tercatat kurang lebih 1.128 suku di Indonesia yang tersebar di berbagai pulau. Indonesia pernah mengalami konflik antar agama seperti yang pernah terjadi di Ambon, konflik antar suku di Sampit, dan kerusuhan tahun 1998 di Jakarta. Penyelesaian konflik ini dalam jangka panjang memerlukan dialog antar berbagai pihak. Untungnya Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjunjung tinggi perbedaan budaya dan nilai-nilai persatuan. (hf)