Pekanbaru (14/02/2022) – Kemarin Ahad (13/02/2022) salah satu grup komunitas memancing yaitu Angler Tampa Batas (Red: Tampa=Tanpa) atau ATB menggelar acara Anniversary I atau Ulang Tahun yang Pertama. Acara Anniversary I ini dilaksanakan di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Selain mancing bareng (memancing bersama) atau dalam bahasa gaulnya dikenal dengan “mabar”, para angler (pemancing) juga mengadakan bakti sosial berupa penyerahan sembako kepada masyarakat setempat. Panitia dan sponsor juga menyiapkan hadiah-hadiah untuk para pemenang pada beberapa kategori yang diperlombakan dalam mabar ini, beserta sertifikat bagi grup angler lain yang ikut berpartisipasi.
Menurut Jamal Masy’uri, selaku Ketua ATB, yang didampingi oleh pengurus lainnya yaitu Ruslan Pakam (Wakil Ketua), Desrinaldi (Sekretaris) dan Rocky Sander (Bendahara) mengatakan bahwa grup pemancing ATB merupakan wadah untuk silaturahim. Grup ini mengutamakan persaudaraan sesama pemancing dan juga menjadi mitra bagi masyarakat. Persaudaraan yang dimaksud sesuai dengan nama komunitas ini yaitu tampa (tanpa) batas. Tanpa memandang “warna baju” atau asal grupnya. Selain itu grup ATB akan selalu berbagi, sebisa mungkin memberi manfaat bagi masyarakat yang tentunya itu sebagai ibadah.
Seperti diketahui bahwa grup mancing sudah begitu banyak. Terutama di provinsi Riau ini. Ada yang membuat grup mancing berdasarkan daerahnya semisal kabupaten, kota, bahkan kecamatan. Ada pula grup atau komunitas mancing berdasarkan jenis ikan yang menjadi target utama, seperti udang galah, ikan geso, toman, gabus, dan lain-lain. Selain itu ada pula grup yang berdasarkan teknik mancing, seperti casting, apung-apung, fly fishing, dan lainnya. Oleh sebab itu ATB berusaha pula untuk tampil di tengah, yaitu dengan membentuk komunitas angler tanpa batas.
Acara anniversary (ulang tahun) seperti ini tidak akan berhenti begitu saja. Ini akan terus berlanjut dalam beberapa kesempatan di masa datang. Kali ini diadakan di Dusun Muara Sako. Bagi pemancing yang berdomisili di Pekanbaru, Pangkalankerinci, Kampar dan sekitarnya, Muara Sako ini bukanlah spot yang asing bagi mereka. Ini spot “ajib” yaitu spot yang banyak ikan dan udang galahnya. Di sinilah pertemuan antara sungai Kampar Kiri dengan Kampar Kanan yang menjadi satu menjadi sungai Kampar dan bermuara ke laut. Ikan-ikan yang biasa dipancing di sini antara lain udang galah, geso, baung, patin, singarek, baung pisang, inggir-inggir, wajang, dan bahkan ikan mata besar.
Sementara itu bagi desa, dusun ataupun perkampungan yang menjadi tujuan dan spot mancing, dapat pula untuk menghidupkan ekonomi di sana. Masyarakat dapat membuka usaha warung dengan menjual kebutuhan para pemancing. Misalnya kebutuhan sehari-hari, makanan dan minuman, ikan segar dan ikan olahan (asin dan salai) serta alat-alat pancing. Selain itu usaha penyediaan boat, sampan, robin, ketinting dan pompong juga akan mendapatkan untung dari banyaknya para pemancing yang datang. Berbagai macam usaha ini dan kreativitas lainnya dapat menjadikan daerah itu sebagai tempat wisata. Itulah efek langsung dan tidak langsung yang ditimbulkan oleh kegiatan memancing, terutama memancing bersama. (hf).