Pasir Pengaraian (14/05/2022) – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei di seluruh Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa tanggal 2 Mei adalah hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pejuang kemerdekaan yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan. Mempertimbangkan begitu banyak jasanya dalam dunia pendidikan maka pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.
Biasanya peringatan Hardiknas ini selalu dilaksanakan tepat pada tanggal 2 Mei. Namun ada perbedaan untuk peringatan Hardiknas tahun 2022. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 yang ditandatangani oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim, B.A., MBA., tanggal 22 April 2022. Salah satu isinya ialah karena tanggal 2 Mei bertepatan pula dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 H maka peringatan Hardiknas dilaksanakan pada Jumat, 13 Mei 2022.
Kemarin Jumat (13/05/2022) pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mengadakan upacara peringatan Hardiknas tersebut di halaman Kantor Bupati Rokan Hulu di Pasir Pengaraian. Hadir dalam upacara itu Bupati Rokan Hulu, H. Sukiman sebagai Inspektur Upacara. Kemudian H. Indra Gunawan (Wakil Bupati Rohul), Kapolres Rokan Hulu AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIK., Danramil, Kalapas, Sekda Rohul M.Zaki, S.STP,M.Si, Pejabat Eselon II Rohul, Perwakilan Kejaksaan Rohul dan Kemenag Rokan Hulu. Selanjutnya hadir pula para ASN Rokan Hulu, siswa perwakilan sekolah, mahasiswa, dan guru-guru.
Seperti biasanya tiap tahun, STKIP Rokania tetap mengutus para mahasiswa dan pegawai untuk mengikuti upacara Peringatan Hardiknas di Kantor Bupati Rokan Hulu. Tahun ini STKIP Rokania mengirimkan sebanyak 50 orang perwakilan dari civitas academica Rokania, yang didampingi oleh Wakil Ketua II Abdul Putra Ginda Hasibuan, S.IP., MA.
H. Sukiman, dalam pengarahannya membacakan pidato Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, BA., MBA., yang mengambil tema: “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”. Selain itu Bupati juga berpesan kepada peserta upacara terutama para anak muda agar tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa. Para pemuda harus banyak belajar dan mengetahui sejarah serta paham tentang kewarganegaraan. Hal ini bertujuan untuk menambah kecintaan kepada tanah air.
Beberapa poin penting dapat dikutip dari pidato Menteri ialah “Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.”
Kemudian, “Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk ‘menghukum’ guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.” Apakah tiga dosa besar pendidikan yang dimaksud? Seperti yang dikutip dari berbagai sumber bahwa tiga dosa besar pendidikan itu adalah perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi.
Abdul Putra Ginda Hasibuan, S.IP., MA., selaku pendamping mahasiswa yang memangku jabatan Wakil Ketua II Bidang Kemahasiswaan STKIP Rokania berharap agar para siswa dan mahasiswa dapat memahami maksud dari Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kemendikbudristek RI. Salah satunya adalah dengan menguasai ilmu pada bidang dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. (hf)
Video terkait dapat dilihat pada tautan berikut ini: