Ujungbatu (09/04/2024) – Pada bulan suci Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia merayakan bulan puasa dengan penuh kesyukuran dan ibadah. Salah satu fenomena menarik yang menyertai bulan Ramadhan adalah munculnya pasar Ramadhan di berbagai tempat. Tiba-tiba muncul sejumlah fenomena pasar dadakan atau ”pasar kaget” di beberapa daerah. Pasar nonpermanen bersifat sementara ini menarik peminat cukup banyak karena menawarkan beragam barang berharga relatif murah. Pasar temporary ini menjadi potret gerakan ekonomi rakyat kecil yang turut andil memeriahkan suasana Ramadhan.
Selain sarat dengan nuansa ibadah, bulan suci Ramadhan juga membawa keberkahan bagi siapa pun yang jeli melihat peluang usaha. Pasalnya, pada masa Ramadhan, sebagian besar masyarakat ramai berburu berbagai kebutuhan untuk berbuka puasa atau keperluan lainnya. Tak heran, kehadiran pasar kaget Ramadhan selalu menjadi incaran banyak konsumen karena hanya hadir saat bulan puasa.
Tak hanya itu, di pasar kaget juga terdapat beragam lapak penjual makanan dan minuman. Para pedagang yang berjualan di pasar kaget Ramadhan tidak hanya didominasi oleh mereka yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang, tetapi ada juga yang hanya pedagang musiman selama bulan puasa. Umumnya jam operasi pasar ini mulai dari siang sampai maghrib.
Pasar kaget Ramadhan tidak membutuhkan tempat khusus seperti halnya pasar tradisional atau pasar modern. Biasanya, pasar kaget berlokasi di pinggir jalan raya. Para pedagang cukup menyediakan sebuah meja sederhana untuk meletakkan barang jualannya.
Jika ditelisik, pasar kaget merupakan penggabungan dua budaya pasar tradisional dan pasar modern. Melalui pasar kaget, terwujud budaya hibriditas atau budaya urban. Hal ini dapat dilihat dari tata cara konsep pelaksanaannya mengadopsi konsep pasar tradisional yang ada di desa Indonesia.
Adapun tata cara pelaksanaannya singkat. Dilakukan di ruangan terbuka, biasa di lapangan atau di ruas jalan menggunakan tikar untuk melapak. Sementara itu, konsep pasar modernnya ialah sebagian barang yang dijual merupakan barang dagangan bermerek, seperti pakaian, telpon seluler, sepatu hingga perkakas rumah tangga.
Pasar yang muncul secara musiman setiap Ramadhan itu tentunya menggerakkan roda ekonomi rakyat. Tidak hanya memudahkan bagi para pengunjung, pasar kaget Ramadhan juga mengundang rezeki bagi para pedagang makanan olahan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbuka puasa.
Di pasar kaget Ramadhan itu terjadi simbiosis mutualisme atau kerja sama yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli. Penjual akan meraup keuntungan karena produk jualannya laku. Sementara pembeli bisa mendapatkan barang konsumsi yang dibutuhkan secara variatif.
Pasar kaget tersebut terbuka bagi siapa pun untuk melapak dagangannya. Dengan demikian, membuka peluang bagi masyarakat luas untuk meraup keuntungan dari keberadaan pasar kaget itu. Tingginya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sementara itu secara tidak langsung turut menggerakkan perekonomian rakyat kecil. Masyarakat yang punya keahlian memasak atau berdagang dapat mencoba rintisan usahanya di pasar kaget ini.
Aktivitas pasar kaget Ramadhan itu setidaknya menjadi gambaran nyata rakyat kecil yang mencoba mengais rezeki di tengah hiruk-pikuk dan dominasi pemodal kakap yang menguasai pasar nasional. Dengan demikian, pasar kaget Ramadhan dapat mendongkrak keterlibatan masyarakat umum untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dalam masa puasa yang relatif singkat ini.
Kendati pasar kaget Ramadhan akan terhenti seiring dengan berlalunya Ramadhan, kegiatan ekonomi ini bisa menjadi potret kegigihan masyarakat kecil yang mengais rezeki secara halal. Selain turut serta mendorong perputaran ekonomi, pasar kaget juga telah terbukti menyemarakkan suasana jelang berbuka puasa hingga petang hari di bulan Ramadhan.
Penulis: Neni Anggelina