Kesal Dikejar Kerbau, Berhasil Raih Juara
Oleh: Hasrijal
Jauh-jauh hari sebelum diadakan turnamen Toman Fishing oleh Riau Pos, Deddy Agustian sudah mempersiapkan diri. Perangkat pancing beserta umpan pun sudah disediakan lengkap. Seminggu sebelumnya pendaftaran sudah dilakukan. Saat itu mereka mendaftar empat orang dalam satu tim untuk satu perahu. Dalam waktu seminggu menjelang turnamen itu, Deddy pun menguji kemampuannya memancing toman di kanal-kanal di wilayah Kecamatan Langgam. Ini pun dalam rangka mempersiapkan diri untuk memenangkan turnamen.
Beberapa hari menjelang hari-H, Deddy dan kawan-kawan pergi memancing ke arah kanal di Langgam. Dengan sepeda motor mereka memasuki jalan-jalan di antara pepohonan sawit. Mereka butuh waktu sekitar satu jam menuju spot dari kota Pangkalankerinci, ibu kota Kabupaten Pelalawan. Setelah sampai maka mereka pun menyebar mencari titik spot yang bagus. Biasanya di sana banyak ikan tomannya.
Namun kali itu belum sempat berlama-lama memancing tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Ternyata ada kawanan kerbau liar yang datang mengejar. Mungkin kerbau itu terganggu pada saat mandi di kubangannya. Akhirnya mereka berlarian menyelamatkan diri dan tidak berani melanjutkan memancing di sana. Deddy dan kawan-kawan merasa kesal karena dikejar oleh kerbau liar itu. Ada firasat yang tidak enak saat itu sehingga mereka pun pulang.
Tanggal 26 Januari 2014, turnamen Toman Fishing dilaksanakan. Mendadak sebelumnya, Deddy dapat kabar bahwa teman se tim tidak bisa ikut turnamen karena sakit. Akhirnya Deddy sendirilah yang ikut diantara berempat orang itu. Padahal mereka telah mendaftar dan membayar. Ada keraguan dalam hatinya untuk trip ini karena harus sendiri alias trisol (trip solo). Tetapi dia tetap bersemangat, apalagi karena banyak anggota Komunitas Pemancing Riau (KoPeR) lainnya yang ikut.
Proses pendaftaran ulang telah selesai dan Deddy telah mendapatkan perahu jatahnya. Perahu yang tidak begitu besar dan terasa agak oleng. Di perahu itu hanya dia sendiri bersama tekongnya. Isi perahu itu seharusnya berempat, namun teman yang lainnya tidak bisa ikut karena sakit. Ada yang mengkhawatirkan hatinya saat itu karena tekongnya masih kecil. Kalau tidak salah namanya adalah Ali. Usianya hanya belasan tahun. Dalam hatinya bertanya, “Apa mungkin anak ini bisa mengendalikan perahu ini nantinya?” .
Perasaan ragu dan galau ini terus dibawanya sampai ke tengah danau. Namun perasaan itu lambat laun ditepisnya seiring gemuruh mesin-mesin puluhan perahu pemancing yang berarak menuju ke spot yang ditentukan. Jauhnya sampai memakan waktu satu jam dari arena pembukaan. Dalam perjalanan ke spot, muncul semangat yang berkobar-kobar. Apalagi karena banyaknya peserta turnamen, sehingga rasa khawatir menjadi berkurang.
Ada yang lucu dari tekong perahu yang kecil itu. Dia sangat ramah dan bahkan suka bercerita dan bercanda. Dia sengaja bawa ban dalam mobil. Katanya untuk pelampung kalau perahu karam. Dan menurutnya dia tahu kalau Deddy tidak bisa berenang. Padahal baru ketemu cuma sekali itu. Dia juga sering cerita macam-macam. Bahkan ketika perahu sedang jalan dan hari panas terik, dia tiba-tiba mengetepikan perahu. Lalu kemudian menceburkan diri di danau. “Panas!” katanya. Masih banyak kejadian lucu lainnya akibat ulahnya. Untung saja ada dia, sehingga Deddy tidak merasa kesepian di atas perahu itu.
Memang terasa begitu aneh saat turnamen itu. Biasanya tidak sulit untuk mendapatkan ikan toman di spot danau PLTA Koto Panjang ini. Namun kali ini susahnya minta ampun. Tenggakan ikan ada di mana-mana namun ikan toman tidak mau makan umpan. Berkali-kali jenis umpan kasting ditukar-tukar. Bahkan umpan daging ayam pun dicoba juga. Tetapi ikan saat itu memang tidak bernafsu. Beberapa kali pindah spot di area lomba, berkali-kali pula dicoba kasting, namun sambaran ikan toman begitu susahnya.
Bahkan si Ali, tekong kecil itu, menawarkan mantra-mantra yang dibacanya sambil memegang umpan. Katanya itu supaya ikan tertarik pada umpannya. Deddy dengan rasa geli mengiyakannya. Namun sampai akhir lomba, umpan yang dimantrainya itu pun tidak juga dimakan ikan. Akhirnya tiba saatnya si tekong perahu berkata bahwa dia lelah. Maka Deddy pun menyarankannya istirahat dulu di pinggir. Saat perahu berlabuh di pinggir dan tekong mungil itu tidur, maka Deddy pun kasting di pinggiran danau itu.
Beberapa kali lempar, dan sudah gonta-ganti umpan, tiba-tiba umpan berupa buzz-bait pun disambar ikan. Ternyata ikan toman kecil yang menyambarnya. Saat penaklukan ikan ini yang cuma memakan waktu beberapa menit, tiba-tiba tekong yang tadi tidur pun terbangun. Dia pun terkejut. Deddy menyuruhnya mengambil foto. Setelah ditimbang ternyata beratnya hanya sekitar 1 kilogram lebih. Deddy merasa bahwa ikan tersebut tidak akan masuk kategori juara. Sebab selama ini dikenal bahwa toman di waduk ini berukuran monster. Tetapi harapan tetap selalu ada. Dalam hati kecilnya Deddy mengharapkan ikannya ini tidak ada yang menyaingi.
Setelah strike ikan toman itu, sampai akhir lomba ternyata Deddy tidak mendapatkan ikan tambahan lainnya. Begitu pula teman-teman yang lainnya ternyata banyak yang boncos alias tidak dapat ikan sama sekali. Sampai pada saat pengumuman pemenang ternyata ikan yang didapat Deddy ini berhasil meraih Juara II. Alhasil, jadilah dia sebagai pemenang kedua. Karena pemenang pertama meraih ikan dengan berat 3,5 kg.
Ada kejadian istimewa saat setelah penyerahan hadiah turnamen. Ikan yang didapat Deddy ini diminta oleh salah seorang peserta dari Tapung Hilir. Peserta ini yang bernama H. Edi sangat berharap ikan tersebut bisa dibawanya pulang. Dengan senang hati tentunya Deddy menyerahkan ikan tersebut. Dia bersyukur bahwa ikan itu bermanfaat juga bagi yang lain.
Kesan lainnya yang disampaikan oleh Deddy adalah terjadi ketika saat diwawancarai di panggung acara. Dia merasa sangat gugup sekali. Ini karena tidak menyangka akan memenangkan hadiah sepeda motor itu. Namun kemudian rasa bangga dan bahagia juga menyatu saat penerimaan hadiah. Hal ini karena sepanggung dengan Bupati Kampar dan CEO Riau Pos. Merekalah yang menyerahkan hadiah.
Sungguh turnamen yang diselenggarakan Riau Pos ini begitu berkesan baginya. Penyelenggaraan boleh dikatakan cukup berjalan lancar. Peserta turnamen pada umumnya memegang teguh kejujuran, karena kondisi saat itu bisa saja digunakan peserta untuk berbuat curang. Namun itu tidak terjadi. Secara pribadi, Deddy Agustian merasa bahwa kekesalan ketika dikejar kerbau saat mancing sebelumnya dibalas dengan hadiah sepeda motor. Selamat buat penyelenggaraan Turnamen Toman Fishing Riau Pos!
(Tulisan ini pernah terbit di Harian Pagi Riau Pos, edisi Ahad, 2 Februari 2014, hal. 35)