Rokan Hulu, 15 November 2025 – Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Rokan Hulu menyelenggarakan acara “Temu Ramah Silaturahim Tokoh-tokoh Rokan Hulu” dengan tema “Selamatkan Rokan Hulu dari Penyakit Masyarakat (Pekat)”. Kegiatan ini bertujuan mempertemukan para tokoh daerah untuk membangun sinergi pemikiran dalam merespons meningkatnya fenomena penyakit masyarakat yang dinilai semakin meresahkan.
Ketua DMI Rokan Hulu, Yuli Hesman, S.Ag., M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa penyelenggaraan acara ini dilatarbelakangi oleh kesadaran kolektif akan persoalan pekat yang kian mengkhawatirkan. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan bertujuan mengkritik pemerintah, melainkan membangun ruang dialog konstruktif.
“Dasar dari acara ini adalah kesamaan kita dalam memandang penyakit masyarakat yang semakin merisaukan di Rokan Hulu. Di sini kita menyatukan kerisauan tersebut untuk menghasilkan solusi atau rekomendasi yang dapat diajukan kepada pemerintah,” ujarnya.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Asisten I Setda Rokan Hulu, H. Fhatanalia Putra, S.Sos., yang sekaligus menyampaikan pandangan pemerintah daerah mengenai urgensi penanganan pekat. Ia menekankan bahwa persoalan tersebut tidak mungkin diselesaikan tanpa kolaborasi berbagai pihak.
“Sekarang ini pekat sudah sangat luar biasa, sehingga pencegahannya pun harus dilakukan secara bersama-sama. Membangun sumber daya manusia jauh lebih sulit dibanding membangun fisik. Untuk itu mari kita dukung pemerintah dan fokus pada potensi yang kita miliki,” ungkapnya.
Diskusi Akademis dan Keagamaan dalam Mencari Solusi Pekat
Kegiatan ini dikemas dalam bentuk diskusi yang menghadirkan tiga narasumber dari bidang berbeda. Dari sisi akademik, Dr. Desmelati, M.Sc., Rektor Universitas Rokania, memaparkan bahwa sedikitnya terdapat empat bentuk penyakit masyarakat yang perlu menjadi prioritas penanganan. Menurutnya, pendidikan—khususnya pendidikan keluarga—memiliki peran strategis dalam pencegahan dini.
“Kita harus memiliki komitmen bersama dan saling mengingatkan. Pendidikan keluarga adalah fondasi utama dalam mencegah berkembangnya pekat,” jelasnya.
Sementara itu, dari perspektif keagamaan, Hamdi Pranata, M.Ud., yang juga menjabat sebagai Rektor ISQ Syekh Ibrahim Pasir Pengaraian sekaligus perwakilan MUI, menjelaskan bahwa pekat dalam pandangan agama mencakup tiga aspek utama: kemungkaran, kekufuran, dan kemaksiatan. Ia menegaskan bahwa penguatan nilai-nilai keagamaan serta pelaksanaan regulasi yang telah ada perlu dikembalikan sebagaimana mestinya.
“Solusinya adalah kembali kepada pelaksanaan Perda tahun 2009 yang mengatur penanggulangan penyakit masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, perwakilan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Rokan Hulu turut memberikan gambaran mengenai kondisi lapangan dan tantangan penegakan peraturan daerah dalam menangani pekat.
Penguatan Kolaborasi untuk Membangun Rokan Hulu yang Lebih Baik
Melalui diskusi lintas sektor ini, para tokoh berharap adanya tindak lanjut berupa rekomendasi komprehensif yang dapat mendukung upaya pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan berdaya saing. Sinergi antara pemerintah, akademisi, tokoh agama, dan aparat penegak peraturan daerah menjadi kunci utama dalam upaya menekan perkembangan penyakit masyarakat.
Acara “Temu Ramah Silaturahim Tokoh-tokoh Rokan Hulu” ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kolaborasi dan kepedulian bersama untuk mewujudkan masyarakat Rokan Hulu yang lebih bermoral, aman, dan sejahtera. (red)

















