Bintaro, Antara Pesona dan Misterinya
Oleh : Hasrijal, S.Si., MM. (Dosen STKIP Rokania)
Bintaro. Nama ini pasti pernah Anda dengar. Umumnya merujuk kepada suatu kelurahan. Yaitu Kelurahan Bintaro di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Bintaro lebih dikenal sebagai nama wilayah dibandingkan nama yang sebenarnya. Padahal awalnya Bintaro itu hanyalah nama sejenis tumbuhan. Tumbuhan berpohon yang dapat tumbuh setinggi 12 meter. Memiliki buah sebesar buah mangga. Umumnya tumbuh di wilayah pantai dan daerah payau. Namun bisa tumbuh baik juga di daratan yang lebih tinggi.
Secara ilmiah, menurut wikipedia.com , bintaro digolongkan sebagai tumbuhan dengan nama genus Cerbera. Ada tujuh spesies bintaro dalam genus Cerbera, yaitu:
- Cerbera dilatata – Tersebar di Kepulauan Mariana;
- Cerbera dumicola I. Forst – Tersebar di Queensland, Australia;
- Cerbera floribunda Schumann – Tersebar di Queensland, Australia, Papua Nugini, Maluku, Sulawesi, Kepulauan Solomon, Kepulauan Bismarck, dan Mikronesia;
- Cerbera inflata T. Black, – Tersebar di Queensland, Papua Nugini dan Kepulauan Bismarck;
- Cerbera laeta J. M. Leewenberg – Tersebar Papua Nugini
- Cerbera manghas – Tersebar di Madagaskar, Tanzania, Komoro, Seychelles, Mauritania, India, Srilanka, Bangladesh, Cina Selatan, Kepulauan Ryukyu, Kepulauan Andaman & Nikobar, Indocina, Asia Tenggara, Australia Utara, Queensland dan banyak pulau di Pasifik.
- Cerbera odollam Gaertn – Tersebar India, Srilanka, Bangladesh, Kepulauan Andaman dan Nikobar, Indocina, Asia Tenggara, Queensland dan banyak pulau di Pasifik.
Bintaro bukanlah satu-satunya nama untuk pohon ini. Banyak nama lainnya sesuai wilayah tempat tumbuhnya. Seperti leva, toto, vaza, mangga laut, bentan, plam kasuari (Cassowary Plum), dan lain-lain. Saya berpikir bahwa nama Pulau Bintan di Kepulauan Riau berasal dari nama Pohon Bentan ini. Nama cassowary plum disematkan pada Cerbera floribunda karena buahnya menjadi makanan burung kasuari. Burung ini biasanya menelan utuh buah bintaro dengan kulit-kulitnya. Hanya burung kasuari satu-satunya hewan yang sanggup memakan buah ini dan kebal dengan racunnya.
Getah pohon bintaro mengandung racun. Getahnya berwarna putih. Getah ini dihasilkan oleh kulit pohon, daun dan buahnya. Manusia di pulau-pulau tempat tumbuhan ini tersebar biasa menggunakan getah bintaro untuk racun di ujung mata panah. Racunnya dapat mempengaruhi jantung dan sistem pencernaan manusia. Oleh sebab itu racunnya dikategorikan cukup berbahaya bagi manusia, apalagi anak-anak. Bahkan asap dari pembakaran pohonnya pun berbahaya jika terhirup.
Saya punya cerita menarik tentang bintaro ini. Pada awal saya dan istri (Dr. Desmelati, S.Pi., M.Sc.) menemukan lokasi untuk tempat mendirikan Kampus STKIP Rokania di wilayah Desa Langkitin, Kabupaten Rokan Hulu, kami berpikir bahwa sebelum dibangun lebih baik ditanam terlebih dahulu pohon pelindung. Itu terjadi sekitar tahun 2010. Maka kami pun mengumpulkan bermacam bibit tanaman pelindung. Anakan bintaro (Cerbera manghas) kami pungut di sekitaran kampus Universitas Riau. Selain itu kami juga membeli bibit mangga, nangka, cempedak, sirsak, dan lain-lain. Lantas semuanya kami tanam di sekitar lokasi kampus. Terutama di dekat batas-batas tanah kampus.
Lantas apa yang terjadi? Akhirnya hanya pohon bintaro yang bertahan. Sebab pohon lainnya seperti mangga, nangka, cempedak dan lain-lain musnah. Kenapa musnah? Karena di lokasi itu masyarakat selalu membiarkan kambing-kambing dan sapi-sapi mereka berkeliaran. Tentu saja bibit yang kami tanam habis dimakannya. Namun bintaro bertahan, bahkan sampai sekarang. Kami waktu itu baru tahu bahwa getah bintaro mengandung racun. Sehingga kambing dan sapi tidak berani memakannya. Menurut literatur yang saya baca, buah bintaro berguna untuk racun tikus. Buahnya yang masih berkulit diletakkan di lubang-lubang tikus. Apabila tikus menggigit kulit buahnya maka tamatlah riwayatnya.
Padahal pohon bintaro ini jika sedang berbunga akan sangat indah dengan bunganya yang putih. Kelihatan seperti “Pohon Tanpa Dosa.” Pohon yang mempesona. Daunnya mirip daun mangga dan buahnya pun mirip buah mangga juga. Pohonnya bisa tinggi dengan kanopi daun yang rimbun. Tapi jangan coba-coba makan buahnya atau mengoleskan getahnya ke luka di badan. Bakal keracunan nanti. Di situlah letak misterinya pohon ini. Sehingga hal ini perlu dijelaskan kepada anak-anak Sekolah Dasar supaya mereka tidak mencoba-coba untuk memakannya.
Rokan Hulu, 7 Desember 2021.