Pasir Pengaraian (29/03/2023) – Ungkapan “Bulan Ramadan Penuh Berkah” sering dianggap biasa-biasa saja. Jika dijabarkan lebih jauh maka keberkahan bulan Ramadan tidak hanya dinilai dari sisi materil, seperti kuantitas dan kualitas saja. Namun ada sisi lain yang sangat bermanfaat, yaitu pembentukan karakter. Karakter siapa? Siapa lagi kalau bukan para generasi muda atau anak-anak dan remaja di sekitarnya.
Saat ini umat manusia telah masuk ke dalam suatu zaman yang serba digital. Zaman yang sangat jauh berubah dari kondisi saat-saat Islam mulai tumbuh di wilayah Arab dulu. Akibat yang ditimbulkan baik langsung atau tidak langsung, berpengaruh kepada karakter umat Islam. Ada yang berefek negatif dan ada pula yang positif. Mau tak mau umat Islam harus siap menerima kondisi tersebut.
Solusi untuk pencegahan efek negatif penguasaan digital bagi anak-anak adalah memberikan arah dan sedikit mempersempit waktu mereka untuk bermain dengan gadget-nya. Bagaimana caranya? Bagi generasi muda Islam salah satu caranya adalah memanfaatkan momen keagamaan yang ada, seperti Bulan Ramadan. Jika jamaah suatu masjid dan pengurusnya sepakat maka buatlah kegiatan yang selalu melibatkan anak-anak jamaah. Alhasil, keberkahan bulan Ramadan itu akan ketemu dengan pembentukan karakter anak-anak yang dekat dengan agamanya.
Kebetulan pada malam ke-7 Ramadan lalu (tepatnya Selasa, 28 Maret 2023) penulis berkesempatan hadir salat tarawih dan witir di Masjid Nurul Anbiya, Desa Pematang Berangan, Rambah. “Sesuai dengan kesepakatan pengurus Masjid Nurul Anbiya yang berlokasi di Jalan Syekh Anbiya Pasir Putih, bahwa disepakati untuk melibatkan anak-anak untuk menjadi penceramah dan petugas protokol,” kata Efendi salah seorang jamaah sekaligus pengurus masjid.
Sehingga penceramah malam ke-7 Ramadan itu diisi oleh Ibni Eflan Abdurrahman, siswa klas VII SMP Lentera Pasir Pengaraian yang merupakan anak jamaah. Cukup bagus dia menyampaikan ceramah singkatnya malam itu. Kemudian sebagai protokol (MC) diisi oleh Muayyad Assajid, siswa klas 6 Pondok Pesantren Khalid bin Walid, Pasir Pengaraian. Tidak ada groginya dia berpidato sebagai protokol pada malam itu.
Seandainya setiap masjid membuat kegiatan yang melibatkan para anak-anak dan remaja maka sedikit demi sedikit akan ada karakter anak bangsa yang semakin cerdas. Bisa menguasai keadaan, memiliki ilmu dan wawasan, dan terbiasa di tengah-tengah publik. Semoga saja Ramadan tahun ini dapat memberi andil dalam keberkahannya untuk mendidik anak-anak, remaja dan masyarakat agar semakin cerdas.
Penulis: Hasrijal Farmaduansa