Rokapress (02/03/2023) – Kali ini saya ingin merilis kembali tulisan yang pernah dimuat oleh Harian Pagi Riau Pos edisi 28 Juli 2013. Ada satu halaman khusus bertemakan “Mancing Asyik” pada halaman 31. Saat itu peredaran surat kabar cetak sedang naik omzetnya. Jauh beda dengan sekarang yang sudah dikalahkan oleh media online. Tulisan saya waktu itu mengulas tentang memancing ikan gabus dengan teknik casting.
Ingin pula saya sampaikan bahwa kegiatan memancing ikan gabus ini dapat menjadi ajang wisata. Itu telah pernah kami buktikan bersama kawan-kawan. Pergi berombongan ke suatu spot, jika targetnya ikan gabus maka spotnya adalah kawasan rawa, kanal, anak sungai dan danau. Biasanya terjadi suasana yang ceria bersama kawan-kawan pemancing. Karena kawan-kawan banyak maka makin banyak pula perangainya. Ada yang cuma ikut mancing saja, ikannya tidak dibawa. Ada pula yang pilih-pilih ikan yang besar saja, yang kecil dilepaskan lagi. Dan ada pula yang memang niat mencari ikan, semua dibawa. Itupun kalau dapat, namun sering juga satu rombongan ini pulang dalam keadaan boncos alias tidak dapat apa-apa. Namun pengalaman ini sangat berharga karena dapat menikmati alam sebagai ajang wisata. Berikut saya tuliskan kembali artikel tersebut dengan beberapa koreksi yang diperlukan.
Casting Ikan Gabus yang Mengasyikkan
Memancing memang mengasyikkan, apalagi kalau sudah mendapatkan candunya yang membuat orang menjadi ketagihan. Selain sebagai hobi, memancing juga menjadi sebuah olahraga yang disukai. Jika dapat ikannya bisa dimanfaatkan, selain itu juga petualangan menemukan spot menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi pemancing.
Seperti pengalaman yang diceritakan seorang penghobi memancing ikan gabus yaitu Eri Yanto, bahwa beliau pada awalnya memancing ikan gabus secara tradisional. Memancing ikan gabus dengan umpan cacing dan anak-anak ikan. Ikan gabus bisa dipancing dengan pancing dasaran dan juga tajur yang ditahan/dipasang di spot. Pada saat itu ilmu pengetahuan sportfishing dan pengalaman memancing belum begitu banyak didapatkan. Sehingga kegiatan memancing saat itu masih tradisional.
Namun, setelah bergabung dengan salah satu organisasi komunitas pemancing yang dalam hal ini Komunitas Pemancing Riau (KoPeR) maka banyak sekali informasi yang diperoleh. Hal ini didapat dari saling tukar informasi (sharing) sesama anggota. Peran media sosial seperti facebook (sekarang meta) sangat mendukung berkembangnya pengetahuan ini. Teknologi memancing ikan menjadi semakin berkembang dan selalu diadopsi oleh para pemancing.
Dari perkembangan pengetahuan memancing yang diperoleh lalu diterapkan dalam kegiatan memancing ikan sehari-hari. Salah satu ikan yang menjadi target adalah ikan gabus (Channa striata) dan ikan toman (Channa micropeltes). Ikan ini sangat banyak ditemukan di daerah Riau, terutama di sungai, danau, rawa dan kanal-kanal sawit. Ikan ini termasuk jenis predator yaitu pemakan ikan-ikan atau hewan kecil lainnya. Yang jadi mangsanya adalah anak-anak ikan, katak, cicak, cacing, belalang, dan serangga lainnya. Bahkan untuk jenis toman bisa memangsa burung, tikus, dan hewan-hewan kecil lainnya.
Dengan pengetahuan yang baru tentang teknik memancing casting, maka pada awalnya casting dilakukan dengan menggunakan umpan hidup seperti katak atau cicak. Teknik casting / kasting adalah nama yang umum untuk istilah mancing getek, yaitu memancing dengan melempar (cast) umpan kemudian melakukan tarikan (retrieve) dengan kecepatan tertentu sehingga umpan tersebut kelihatan oleh ikan seperti hidup dan berjalan di air. Keunggulan menggunakan umpan hidup ini adalah bahwa tingkat keberhasilan cukup tinggi. Hal ini dimungkinkan karena selain melihat gerakan umpan yang menarik, juga umpan hidup ini mengeluarkan aroma yang sangat dikenal oleh ikan predator itu sendiri. Sehingga ikan predator tidak segan-segan akan menyambarnya.
Seiring dengan kemajuan teknologi lure (umpan) maka diciptakanlah umpan-umpan tiruan. Umpan tiruan untuk katak disebut froggy dan umpan tiruan untuk ikan kecil disebut minnow. Penggunaan umpan ini lebih praktis dan efisien. Cukup membawa satu umpan saja sudah bisa mendapatkan beberapa ekor gabus. Selain itu pemancing tidak perlu lagi memegang cacing atau pun kodok umpan. Sehingga untuk pergi memancing gabus maka cukup hanya dengan membawa perangkat kasting (casting tackle), dan satu atau dua biji umpan tiruan (lure).
Selain froggy dan minnow, umpan tiruan untuk gabus juga bisa berupa spinner dan juga spoon. Umpan ini disesuaikan dengan kondisi spot yang ada. Umpan froggy digunakan untuk permukaan air, terutama yang banyak rumput-rumputnya. Sedangkan umpan spinner digunakan untuk menjangkau kedalaman tertentu. Umpan tiruan minnow dan spoon bisa digunakan untuk spot yang terbuka luas dan tidak banyak sangkutan-sangkutan seperti kayu atau semak-semak air.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang selalu berkembang tersebut menjadikan kegiatan memancing ikan gabus menjadi semakin mengasyikkan. Kegiatan ini sering dilakukan pada waktu-waktu libur kerja atau waktu-waktu senggang. Selamat mencoba!
Penulis: Hasrijal Farmaduansa