Batang Lubu Sutam (15/01/2022) – Masih berbekas bencana alam banjir bandang yang melanda sungai Rokan Kanan pada Senin (01/01/2022) lalu. Banjir tersebut di Pasir Pengaraian, ibu kota Kabupaten Rokan Hulu, Riau, terjadi mulai dini hari di awal tahun baru itu. Banjir kali ini sangat unik karena airnya dipenuhi lumpur tebal disertai kayu-kayu yang banyak sekali. Beberapa sumber yang dimintai pendapat oleh rokapress.com menyatakan bahwa seumur-umur baru kali ini banjir lumpur disertai kayu-kayu hanyut yang banyak sekali.
Banjir bandang ini merupakan kiriman dari hulu sungai Rokan Kanan atau lebih dikenal dengan Batang Lubuh. Hulu sungai Batang Lubuh memiliki cabang atau anak-anak sungai lagi seperti Sungai Sutam dan lain-lain. Letaknya sebagian besar berada di Kecamatan Batang Lubu Sutam, Kabupaten Padang Lawas (Palas), Provinsi Sumatera Utara. Persis tetangga Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Kerusakan parah terjadi di beberapa desa di Kecamatan Batang Lubu Sutam, seperti Desa Tamiang dan Tanjung Barani.
Menurut informasi dari masyarakat di Kecamatan Batang Lubu Sutam, bahwa sumber banjir bandang tersebut berasal dari hulu Sungai Sutam. Sungai ini bermuara ke Batang Lubuh. Sehingga dampak terbesar dialami oleh masyarakat yang berada di sepanjang Sungai Sutam. Terlihat tumpukan kayu-kayu besar dan timbunan lumpur di sekitar rumah masyarakat. Bahkan ada rumah masyarakat yang hancur akibat dilanda oleh kayu-kayu gelondongan tersebut. Selain itu fasilitas pendidikan yang kena dampak salah satunya adalah SDN 0802 Desa Tamiang, Batang Lubu Sutam.
Melihat dan mendengar kondisi tersebut, Dr. Desmelati, M.Sc., selaku Ketua STKIP Rokania, menghimbau para sivitas akademika Rokania untuk ikut membantu masyarakat yang terkena dampak. Bantuan yang diberikan berupa dana yang berasal dari penggalangan dana oleh mahasiswa Rokania, kemudian sumbangan dari para dosen dan pegawai serta para alumni. Ada juga bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai yang telah dikumpulkan dari dosen dan mahasiswa.
Selain itu ada bantuan yang sangat bermakna yaitu kegiatan gotong royong membersihkan secara langsung SD Negeri 0802 Desa Tamiang. Kondisi bangunan SD tersebut sangat memprihatinkan. Lumpur setinggi lutut di dalam ruang kelas. Bekas lumpur banjir terlihat jelas pada dinding sekolah. Gerakan “Rokania Peduli Bencana Alam Padang Lawas” yang diketuai oleh Abdul Putra Ginda Hasibuan (Dosen Rokania) dan dihadiri langsung oleh Dr. Desmelati, M.Sc. (Ketua STKIP Rokania), fokus untuk membersihkan bangunan sekolah tersebut.
Bersama masyarakat di sana para sivitas akademika Rokania bergotong royong membersihkan ruang kelas, bangku dan meja belajar siswa. Untuk menghilangkan bekas banjir dilakukan pengecatan ulang dinding sekolah bersama mahasiswa sehingga ruangan sekolah tersebut berseri kembali. Kegiatan gotong royong tersebut sukses dilaksanakan dan ruang kelas yang awalnya tidak mungkin digunakan sekarang sudah layak untuk kegiatan belajar mengajar. Kepala SDN 0802 yang ikut hadir saat itu mengucapkan terima kasih kepada pihak STKIP Rokania yang turun langsung memberikan kerja nyata dalam membersihkan gedung sekolah tersebut.
Bagi STKIP Rokania yang merupakan Perguruan Tinggi yang fokus dalam dunia pendidikan dalam menghasilkan guru dan calon guru merasa sangat berkepentingan terhadap tersedianya tempat dan fasilitas belajar mengajar yang layak. Itulah salah satu sebabnya kegiatan ini difokuskan dalam membantu masyarakat menyiapkan dan membersihkan gedung sekolah tersebut. Ini karena telah setengah bulan pasca bencana, gedung tersebut belum selesai dibersihkan. Untuk kayu-kayu gelondongan yang menumpuk di pekarangan sekolah memang telah dibersihkan sebelumnya.
Gerakan kepedulian terhadap pentingnya kesiapan fasilitas belajar-mengajar ini yang merupakan sebagian dari Gerakan Peduli Pendidikan secara kontinyu akan tetap dilaksanakan oleh Kampus STKIP Rokania. Kampus yang berlokasi di Desa Langkitin, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, saat ini memiliki 4 Program Studi (Prodi). Yaitu Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Prodi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia (PBSI), Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan & Rekreasi (PJKR) dan Prodi Pendidikan Teknologi Informasi.
Kampus Rokania bukanlah kampus bersifat lokal. Namun terbuka untuk siapa saja. Mahasiswa Rokania saat ini berasal dari berbagai daerah di Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan bahkan dari luar negeri yaitu Thailand. Rokania membuka kelas internasional. Hal ini untuk mencapai misi Rokania serta mewujudkan motonya yaitu “Menata Kehidupan untuk Masa Depan.” (hf)