Rokan Hulu (22/04/2022) – Kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Rokania memiliki tradisi yang dapat dikatakan sebagai tradisi akademik yang selalu dilaksanakan dalam acara tertentu. Yaitu diskusi dan kuliah umum dengan mendatangkan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya. Tokoh yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tentang materi atau tema yang disampaikan.
Rabu (20/04/2022) yang lalu, Rokania mengundang H. Suparman, S.Sos., M.Si., untuk mengisi acara Diskusi dan Kuliah Umum di aula PUTERA Kampus STKIP Rokania. Seperti yang kita ketahui bahwa H. Suparman, S.Sos., M.Si., merupakan salah satu tokoh masyarakat di provinsi Riau. Beliau pernah menjadi anggota DPRD Riau dari Partai Golkar dua periode yaitu 2004 – 2009 dan periode 2009 – 2014. Kemudian pada periode 2014 – 2019 beliau diangkat menjadi Ketua DPRD Provinsi Riau. Selanjutnya pada tahun 2015 beliau mengundurkan diri dari Ketua DPRD Riau untuk maju dan akhirnya terpilih sebagai Bupati Kabupaten Rokan Hulu periode 2016 – 2021. H. Suparman, S.Sos., M.Si., dengan H. Sukiman, adalah pasangan yang diusung oleh Partai Golkar, Gerindra, Hanura dan Nasdem.
Menjalani tugas sebagai Bupati Rokan Hulu, beliau mengalami berbagai permasalahan yang tidak diduganya. Selama masa jabatan periode 2016 – 2021 tersebut beliau dilantik pada 22 April 2016 lalu kemudian dinonaktifkan pada 14 Juni 2016. Kemudian dilantik kembali pada 17 Mei 2017 sampai kemudian diberhentikan pada 7 Desember 2017. Ini semua akibat tersandung masalah hukum yang menderanya.
Ditilik dari segi pendidikannya, H. Suparman telah memperoleh gelar S2 (Strata 2) yaitu Magister dalam bidang Sosial Politik dengan gelar Magister Sains (M.Si.) dari Universitas Riau. Sebelumnya ia juga telah menamatkan S1 Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIPOL) Universitas Riau dengan gelar Sarjana Sosial (S.Sos.). Sedangkan pendidikan SMA dijalaninya di SMA Negeri 5 Pekanbaru, dan SMP di SMP Negeri 9 Pekanbaru. Sedangkan pendidikan dasar ditempuhnya di SD Negeri 1 Kota Lama, Rokan Hulu (eks Kampar).
Pria kenyang pengalaman ini dilahirkan di Pasir Pengaraian pada 5 Juni 1969. Tidak lama setelah itu mereka sekeluarga pindah ke Kota Lama (ibu kota Kec. Kunto Darussalam). Tokoh terkenal ini memiliki segudang pengalaman dalam berorganisasi. Selain memiliki pendidikan yang tinggi (S2) yang tentunya memiliki wawasan luas, ia juga telah terjun ke dunia politik sebagai wakil rakyat di DPRD Riau. Bahkan kemudian menjadi pimpinan tertinggi di lembaga DPRD itu. Selanjutnya ia pun melengkapi pengalamannya sebagai Bupati Rokan Hulu. Kombinasi pendidikan dan jabatan yang pernah diembannya menjadikannya sebagai tokoh yang layak untuk diperhitungkan.
Bagi dunia akademis, khususnya di Rokan Hulu, tentu saja ia memiliki nilai lebih yang pantas untuk dibanggakan. Pengalaman, wawasan, ilmu, manajemen dan karakter yang dimilikinya membuat STKIP Rokania menjadikannya sebagai salah satu narasumber dalam diskusi dan kuliah umum. Itulah sebabnya ia mengisi kuliah umum di STKIP Rokania pada Rabu (20/04/2022) dengan tema “Peran Strategis Generasi Muda dalam Membangun Daerah.” Selain H. Suparman, S.Sos., M.Si., acara diskusi dan kuliah umum ini juga menampilkan narasumber Dr. Desmelati, M.Sc., yang sekaligus bertindak sebagai moderator acara.
Menariknya, acara ini juga ditaja bersamaan dengan pelantikan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP Rokania periode 2022 – 2024. Kepengurusan baru hasil dari Pemira (Pemilihan Raya) pada 6 April 2022 lalu, BEM Rokania diketuai oleh Ahmad Syukron dan wakilnya Mila Karmelia. Pelantikan dilakukan oleh Dr. Desmelati, M.Sc., selaku Ketua STKIP Rokania yang disaksikan secara langsung oleh tokoh Riau H. Suparman, S.Sos., M.Si. Kemudian dilanjutkan dengan acara Buka Puasa Bersama para civitas academica Rokania.
Kembali pada kuliah umum yang dilaksanakan, ada beberapa poin penting yang dapat disarikan dari materi yang disampaikan oleh H. Suparman, S.Sos. Pertama, adalah pengalamannya mulai saat kecil sampai saat ini. Pengalamannya ini sangat menginspirasi dan memotivasi generasi muda, khususnya para mahasiswa Rokania. Kedua, adalah penyampaian materi yang dilakukannya sangat jelas dan terukur serta mudah dipahami. Walaupun ia tidak menyiapkan konsep tertulis, namun tema tersebut dikuasainya dengan baik. Tentu ini adalah hasil dari kombinasi pengetahuannya dengan pengalamannya dalam memimpin berbagai jabatan.
Ketiga, dalam pemaparannya ada beberapa poin yang perlu dijadikan renungan dan pengetahuan bagi generasi muda. Dia mengatakan bahwa peran generasi muda dalam pembangunan salah satunya adalah upaya dalam membangun diri sendiri. Para generasi muda harus memiliki kualitas yang baik sebagai generasi muda yang berkarakter. Dengan demikian mengikuti perkuliahan, meraih gelar sarjana dan pendidikan lain sebagai lanjutannya perlu dilakukan secara sungguh-sungguh. Kondisi saat ini ada kemudahan untuk mencapai itu, terutama bagi yang kuliah di kampus seperti Rokania. Ada beasiswa dan fasilitas, bahkan uang kuliah pun bisa gratis atau diangsur bagi yang kurang mampu.
Saat ditanya tentang tips dalam menghadapi lunturnya karakter kesantunan pada generasi muda, maka H. Suparman menyarankan agar para generasi muda banyak belajar dan peka terhadap lingkungan. Hal ini dikarenakan lunturnya karakter itu banyak disebabkan lingkungan yang buruk, pendidikan rendah, sistem yang kurang baik, serta kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan. Oleh sebab itu bagi mahasiswa perlu mencintai almamater atau kampusnya. Sehingga dengan sikap yang selalu menjaga nama baik kampus atau lembaga yang diikutinya, maka itu merupakan filter untuk menahan lunturnya karakter kesantunan itu.
Tentang usaha mencapai masa depan yang baik, narasumber ini mengatakan bahwa untuk menjadi “harimau” atau pemimpin yang baik itu tergantung dari generasi muda itu sendiri pada saat ini. “Kita sendiri yang menentukan masa depan, mau jadi ‘harimau’ atau apa. Generasi muda saat ini adalah batu loncatan untuk menuju generasi selanjutnya yang berkarakter baik dan menjadi pemimpin yang baik,” demikian lanjutnya.
Sehingga dengan demikian generasi muda harus punya konsep minimal terhadap dirinya sendiri. Permasalahan saat ini adalah banyaknya “salah pilih” yang terjadi. Yaitu salah dalam memilih pemimpin. Baik itu pada tingkat terendah seperti Ketua RT, RW, Kepala Desa, bupati, gubernur, ketua lembaga adat, dan seterusnya. Banyak para pejabat yang tidak memiliki konsep dalam menjalankan kepemimpinannya. Di situlah perlunya pendidikan yang baik. (hf).