Kegiatan Pembuatan Sabun Cuci Piring untuk Menjadi Ide Bisnis Rumah Tangga
Oleh: Tim Kukerta Bangun Kampung Unri di Desa Teratak Buluh
Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Bangun Kampung/Desa Universitas Riau melaksanakan kegiatan pembuatan sabun cuci piring. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu di Dusun 1 Desa Teratak Buluh, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Penyuluhan pembuatan sabun cuci piring dilaksanakan pada hari Jum’at (04-08-2023) dengan peserta Kukerta Unri yaitu Fadilla Sari, Rizky Fitriadi Romadhon, Delvi Aprilia, Dhifa Salmadina, Theresia Natalie, Rismaya Leginta Putri, Natasya Salsabila, Hass Zazalie Dinda Putra, Abimayu Alamsyah dan Rolismen Dike Turnip.
Tim Kukerta Universitas Riau memberikan edukasi pembuatan sabun cuci piring dengan bahan dan alat yang telah ditentukan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat pada warga Desa Teratak Buluh, tetapi pembuatan sabun cuci piring dapat menjadikan inspirasi ide usaha untuk menambah penghasilan dan meminimalisir pengeluaran masyarakat untuk membeli sabun cuci piring.
“Kami mahasiswa Kukerta Unri berharap dengan kegiatan ini dapat menambah pengetahuan pembuatan sabun cuci piring dan menginspirasi masyarakat setempat. Pembuatan sabun diharapkan dapat menjadi inspriasi ide usaha untuk meningkatkan penghasilan masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang tersedia,” ucap Fadilla Sari selaku ketua Kukerta Desa Teratak Buluh.
Sebelum kegiatan berlangsung, ketua Kukerta bersama rekan-rekannya menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kegiatan dilaksanakan di posko tim Kukerta Bangun Kampung Desa Teratak Buluh, dimana tempat tinggal masyarakat setempat tidak jauh dengan posko tersebut. Kegiatan diawali dengan penjelasan tentang sabun cuci piring beserta tujuan dari kegiatan penyuluhan ini. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun.
Beberapa bahan yang dibutuhkan yakni texapon berfungsi untuk menghilangkan kotoran, soda ash berfungsi memaksimalkan bersih, bibit parfum sebagai aroma wangi untuk sabun, foam booster sebagai penambah busa, gliserin untuk menjaga kelembaban, pewarna, dan air. Alat yang digunakan yaitu wadah dengan ukuran 20 liter, pengaduk, dan ember (sebagai penampung air).
Proses pembuatan sabun cuci piring sangatlah mudah. Dimulai dari mencampurkan texapon dan soda ash ke dalam wadah. Kemudian dimasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam wadah yang telah berisi texapon dan soda ash sembari diaduk hingga homogen. Pemberian air diberikan hingga habis. Bahan selanjutnya bibit parfum diaduk hingga homogen dan dilanjutkan dengan penuangan foam booster lalu diaduk rata. Yang terakhir, dituangkan pewarna dan gliserin sembari diaduk hingga tercampur rata. Sabun cuci piring ini didiamkan semalaman hingga busa tidak lagi muncul dan berbentuk cairan kental serupa dengan sabun cuci piring pada umumnya. Proses pembuatan dijelaskan oleh perwakilan tim Kukerta kepada ibu-ibu yang telah hadir. Penjelasan cara membuat sabun cuci piring sekaligus melakukan praktik pembuatannya agar dapat memahami setiap tahapan membuat sabun.
Sabun cuci piring yang sudah siap, akan dibagikan kepada ibu-ibu yang telah hadir dan masyarakat sekitar. Pembagian ini dilakukan oleh masing masing anggota kukerta. Tim kukerta berharap selain mendapatkan sabun cuci piring, masyarakat juga dapat ilmu bagaimana proses pembuatan sabun cuci piring.