Mengenal Tradisi Potang Belimau Masyarakat Kabupaten Rokan Hulu
Tradisi adalah warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ini mencakup kepercayaan, praktik, nilai-nilai, ritual, dan kebiasaan yang membentuk identitas suatu masyarakat atau kelompok. Tradisi dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan keberagaman budaya dan memperkuat ikatan sosial antara anggota suatu komunitas. Di daerah Rokan Hulu Provinsi Riau, terdapat sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Melayu setempat untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang disebut dengan “Potang Belimau”. Tradisi ini memiliki nilai keagamaan dan budaya yang dalam, dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat setempat.
Potang belimau merupakan tradisi yang istimewa bagi masyarakat Rokan Hulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Acara dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Di samping sebagai luapan gembira, upacara ini merupakan simbol pembersihan diri. Potang belimau, itu sendiri adalah mandi dengan menggunakan air yang dicampur dengan limau atau jeruk. Limau yang digunakan bermacam-macam kadang limau purut, limau nipis atau limau kapas. Campuran limau tersebut berbau wangi. Potang belimau diwarnai dengan upacara adat yang mengandung nilai sakral yang unik.
Asal usul tradisi Potang Belimau berasal dari kepercayaan masyarakat Melayu Rokan Hulu yang dipercayai sebagai cara untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan menjelang bulan Ramadhan. Belimau atau biasa dikenal salah satunya sebagai belimbing wuluh memiliki simbolisme membersihkan diri secara spiritual dan fisik. Pada sore menjelang bulan Ramadhan, para pemuka agama atau tokoh masyarakat akan memimpin prosesi Potang Belimau. Masyarakat berkumpul di masjid atau tempat ibadah lainnya dengan membawa belimau yang telah dipersiapkan sebelumnya. Prosesi dimulai dengan pembacaan doa dan dzikir, lalu dilanjutkan dengan pemotongan belimau secara bersama-sama.
Potang Belimau tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat Melayu Rokan Hulu. Limau yang dipotong melambangkan penghapusan dosa dan kesalahan, serta permohonan ampunan kepada Allah SWT menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Selain itu, belimau juga melambangkan kesuburan dan keberkahan yang diharapkan selama bulan puasa. Tradisi Potang Belimau juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan di antara masyarakat. Melalui kegiatan ini, mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Hal ini juga menjadi ajang untuk memupuk nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam komunitas.
Meskipun zaman terus berubah, masyarakat Melayu Rokan Hulu tetap menjaga tradisi Potang Belimau sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan kepercayaan mereka. Melalui tradisi ini, nilai-nilai keagamaan dan budaya terus diwariskan dari generasi ke generasi, serta menjadi pengingat akan pentingnya membersihkan diri secara spiritual menjelang bulan Ramadhan.
Kesimpulan
Tradisi Potang Belimau merupakan bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat Melayu Rokan Hulu untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Selain sebagai bentuk persiapan spiritual, tradisi ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kesadaran keagamaan dalam komunitas. Dengan melestarikan tradisi ini, masyarakat setempat turut menjaga warisan budaya dan kearifan lokal yang kaya akan makna.
Penulis : Ainun, Resti Ramadhani, Richa Sasmita, Uyun Sepia
Editor : Hasrijal