Peran Strategis Generasi Muda dalam Membangun Daerah
(Sebuah Catatan dari Hasil Diskusi Bersama H. Suparman, S.Sos., M.Si.)
Oleh Dr. Desmelati, M.Sc.
Sebulan yang lalu saya berjumpa dengan salah seorang tokoh Riau yaitu H. Suparman, S.Sos., M.Si., pada acara pernikahan anggota keluarga di Pasir Pengaraian. Saat itu kami tidak banyak berbincang karena suasana acara pesta. Namun beberapa tahun sebelumnya saya pun sudah pernah diskusi dengannya tentang pendidikan ketika ia menjadi Ketua DPRD Riau. Begitu pula saat ia menjabat Bupati kabupaten Rokan Hulu. Diskusi kami selalu mengenai pendidikan dalam arti meningkatkan sumber daya manusia, khususnya di Kabupaten Rokan Hulu.
Suparman, S.Sos., M.Si., adalah alumni Universitas Riau dan begitu pula saya. Bahkan saya pun sekarang masih dosen di Universitas Riau. Kebetulan kami adalah putra-putri Kabupaten Rokan Hulu, sehingga terpikirkan pula untuk mengadakan diskusi yang bisa diikuti oleh mahasiswa yang merupakan generasi muda di Rokan Hulu. Itulah sebabnya kami menjadwalkan sebuah acara diskusi sekaligus kuliah umum di STKIP Rokania, Pasir Pengaraian. Tepatnya pada Rabu (20/04/2022) bertempat di Aula PUTERA STKIP Rokania.
Tema diskusi dan kuliah umum tersebut tentang peran generasi muda yang kami beri judul “Peran Strategis Generasi Muda dalam Membangun Daerah.” Diskusi ini berkembang dalam cakupan yang lebih luas seperti bidang pendidikan, manajemen dan pengalaman dalam kepemimpinan. Saya merasa takjub akan kemampuan H. Suparman, S.Sos., M.Si., dalam menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan para peserta. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat direnungkan dari pemaparannya itu.
Kami mengetahui perannya yang sudah malang melintang dalam dunia politik dan pemerintahan. Sebagai kader dari Partai Golkar, ia sudah pernah menjabat sebagai anggota DPRD Riau selama dua periode. Pertama periode 2004 – 2009, kemudian periode kedua tahun 2009 – 2014. Periode ketiga tahun 2014 – 2019 ia pun masih terpilih untuk duduk di DPRD Riau, namun kali ini sebagai Ketua DPRD Riau. Sewaktu Pilkada kabupaten Rokan Hulu tahun 2015, ia mundur dari jabatan dan keanggotaan DPRD Riau untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Rokan Hulu. Dan hasilnya H. Suparman, S.Sos., M.Si., yang berpasangan dengan H. Sukiman akhirnya menang dan ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hulu periode 2016 – 2021.
Menjalani tugas sebagai Bupati di Rokan Hulu, ia tidak dapat menuntaskan tugasnya dengan baik karena permasalahan hukum yang dituduhkan kepadanya. Permasalahan hukum tersebut sebenarnya diduga terjadi pada masa ia menjadi Ketua DPRD Riau dan bukan saat menjabat Bupati Rokan Hulu. Namun akibat itu ia dinonaktifkan dari jabatan Bupati selama beberapa bulan. Setelah diputuskan bebas murni oleh pengadilan ia pun dilantik kembali menjadi Bupati. Namun sekali lagi upaya hukum dilakukan oleh pihak penuntut dan menyebabkan ia divonis bersalah. Sehingga jabatan Bupati Rokan Hulu beralih kepada wakilnya yaitu H. Sukiman sampai akhir masa jabatan.
Pengalamannya yang komplit dan kompleks itu ditambah dengan ia yang juga punya pendidikan tinggi sangat cocok untuk memberikan inspirasi serta motivasi kepada generasi muda yang dalam hal ini adalah para mahasiswa. Pemaparannya dalam diskusi dan kuliah umum sangat menarik dan bernas. Sehingga mudah dipahami. Oleh sebab itu saya yang juga sebagai moderator sekaligus narasumber memberikan apresiasi yang tinggi kepadanya. Terlalu sulit bagi saya untuk membuat konotasi ketokohannya, mungkin ia adalah “harimau”-nya Rokan Hulu, atau mungkin juga ia adalah “Mahkota Rokan Hulu”.
Berbicara tentang peran generasi muda, maka apa yang disampaikan oleh H. Suparman, S.Sos., M.Si., sangat tepat. Yaitu membuat diri sendiri berkualitas merupakan salah satu peran generasi muda dalam membangun. Generasi muda dapat berperan dalam wadah apa saja, seperti organisasi di kampus, organisasi kepemudaan dan olahraga serta organisasi sosial dan keagamaan. Masing-masing berperan sesuai dengan bidangnya. Generasi muda itu sendirilah yang menentukan masa depannya. Mau menjadi “harimau” atau mau menjadi apa pun dapat ditentukan dari masa kini.
Sebagai orang yang pernah menjadi bagian dari generasi muda, saya pun menceritakan bagaimana saya berbuat untuk membantu membangun daerah. Cita-cita untuk membuat sebuah perguruan tinggi ini sudah sangat lama dalam pikiran saya. Sejak masih kuliah dahulu. Sudah banyak tokoh-tokoh masyarakat yang saya ajak berdiskusi tentang ini. Namun sebagian besar mereka skeptis, tidak mungkin dan tidak akan berkembang nantinya. Atau bisa jadi mereka berpikir tentang berapa banyak nanti uang yang akan dihabiskan. Itulah yang selalu menjadi buah pikiran bagi saya.
Kerisauan saya adalah begitu banyaknya anak-anak yang putus sekolah. Ada yang putus sekolah di tingkat dasar sampai menengah. Dan ada pula yang tidak melanjutkan pendidikan lagi setelah SMA. Bagaimana caranya meningkatkan sumber daya manusia daerah (terutama Rokan Hulu) jika anak-anak putus sekolah juga meningkat? Berdasarkan itu akhirnya saya dan beberapa teman yang seide bersepakat untuk membuat sebuah perguruan tinggi di dalam wilayah Rokan Hulu. Inilah asal-muasalnya kami membangun STKIP Rokania.
Kami pun pada tahun 2009 sudah mensurvei beberapa lokasi untuk dijadikan lokasi kampus. Akhirnya kami memutuskan lokasi kampus Rokania ini berada di Desa Langkitin. Posisinya lebih kurang di tengah-tengah antara kota Pasir Pengaraian dan Ujungbatu. Pada saat itu Desa Langkitin ini hanya tempat lewat, sulit berkembang karena posisinya yang tanggung. Selain itu setelah berbincang-bincang dengan tokoh pemerintahan dan tokoh masyarakat di daerah ini diketahui bahwa anak-anak yang putus sekolah itu rupanya berada di sini.
Setelah izin operasional kampus kami dapatkan 17 Oktober 2014, maka pada tahun 2015 kampus Rokania sudah mulai menerima mahasiswa. Seiring dengan itu maka terlihat perubahan yang mencolok di Desa Langkitin ini. Kegiatan ekonomi jadi meningkat. Terutama untuk bisnis kos-kosan dan makanan serta kebutuhan pendidikan. Hal ini akan terus berlanjut karena akan semakin banyak lagi mahasiswa yang kuliah di Rokania. Untuk saat ini saja Rokania telah punya alumni lebih dari 400 orang, sedangkan mahasiswa yang aktif lebih dari 1.000 orang.
Keberadaan Kampus Rokania yang berada di pintu masuk menuju ibu kota Rokan Hulu pada dasarnya menjadi ikon Rokan Hulu. Ini menunjukkan bahwa kabupaten Rokan Hulu sangat peduli terhadap pendidikan. Seharusnya ini membanggakan bagi Rokan Hulu. Berbagai kerja sama sebenarnya telah terjalin baik antara Rokania dengan Pemkab Rokan Hulu terutama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Apalagi STKIP Rokania dalam menjalankan fungsi dan operasionalnya bersifat mandiri dengan arti tidak ada bantuan finansial dari Pemkab.
Dalam perkembangannya STKIP Rokania sudah memiliki 4 program studi (prodi) yaitu Prodi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), PJKR (Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi), PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan PTI (Pendidikan Teknologi Informasi). Semua prodi ini telah terakreditasi dengan nilai Baik oleh BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Saat ini Rokania dalam proses menuju perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi menjadi Universitas Des Rokania. Jadi dengan fokus mengelola perguruan tinggi ini saya dan teman-teman telah mendedikasikan peran kami dalam membangun daerah. Membangun daerah pada prinsipnya juga berarti membangun Indonesia. Oleh sebab itu saya berprinsip bahwa berbuat untuk daerah tidak mesti harus menjadi pemimpin daerah tersebut, tetapi dapat dengan peran dan bidang masing-masing.
Tentu harapan saya untuk generasi muda, terutama mahasiswa adalah meningkatkan peran masing-masing khususnya fokus untuk menyelesaikan perkuliahannya. Dengan demikian ilmu yang didapat bisa dikembangkan di mana saja. Bahkan prestasi suatu daerah bisa ditentukan juga dengan banyaknya para sarjana yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Inilah beberapa poin yang saya sampaikan dalam diskusi bersama H. Suparman, S.Sos., M.Si., serta mahasiswa.