Rokan Hulu (09/03/2023) – “Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu penghibur bagi diri Nabi Muhammad SAW, karena tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi. Hal yang menyedihkan Nabi adalah wafatnya paman tercintanya yaitu Abi Thalib (ayah dari Saidina Ali bin Abi Thalib). Hal yang menyedihkan lagi bagi Nabi dan umat Islam kala itu adalah Abi Thalib wafat sebelum sempat bersahadat (masuk Islam). Bukan itu saja, pada tahun yang sama juga wafat istrinya tercinta yaitu Siti Khadijah.” Demikianlah disarikan sebagian dari ceramah Ustadz Sahlan Nasution, S. Pd. I. dalam acara Isra Miraj dan Menyambut Bulan Ramadan 1444 H.
Acara ini diselenggarakan oleh Panitia “Hari Besar Islam” yang merupakan acara gabungan antara Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Al Madani Rokania, Himpunan Mahasiswa (HIMA) Rokania, HIMA Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), HIMA Prodi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia (PBSI), HIMA Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi (PJKR) dan HIMA Prodi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI). Pelaksanaannya di Aula PUTERA Rokania. Panitia gabungan ini diketuai oleh Sultan Hasibuan dan sekretaris Rukiyah Harahap.
Dalam laporan pembukaan acara, Sultan Hasibuan selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa acara ini memang sengaja digabung antara Peringatan Isra Miraj yang waktunya telah lewat dengan Menyambut Bulan Suci Ramadan 1444H yang sebentar lagi akan datang. Hal ini dilakukan karena padatnya kegiatan perkuliahan mahasiswa serta waktu yang tepat mengingat adanya visitasi LLDIKTI Wilayah X dalam rangka perubahan bentuk dari STKIP Rokania menjadi Universitas Rokania. Selain itu efektivitas dan efisiensi juga menjadi pertimbangan dalam penggabungan acara ini.
Sesuai dengan kesepakatan panitia bahwa judul acara ini adalah “Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sekaligus Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 H,” dengan tema “Meningkatkan Generasi Muda Menjadi Pemimpin Yang Berakhlaqul Karimah.” Tema yang dimaksud mungkin memiliki makna meningkatkan akhlakul karimah bagi pemimpin dari generasi muda terutama mahasiswa.
Runtutan acara mulai dari penyampaian susunan acara oleh protokol atau MC, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh qariah Rokania, diteruskan dengan tampilan seni baca Barzanji oleh dua mahasiswa asal Rambah Hilir, dan laporan acara oleh Ketua Panitia (yang sebagian isinya telah disebutkan di atas). Kemudian sambutan dari Dr. Desmelati, M. Sc. selaku Ketua STKIP Rokania dan acara ceramah/tausiah oleh Ustadz Sahlan Nasution, S. Pd. I.
Ketua STKIP Rokania (Dr. Desmelati, M. Sc.) menyampaikan dalam sambutannya bahwa mahasiswa STKIP Rokania yang aktif (diluar alumni) pada saat ini lebih dari 1.500-an orang. Diantaranya banyak mahasiswa tamatan atau yang berasal dari Pondok Pesantren dari beberapa daerah di Riau dan Sumatra Utara. Mereka adalah para tahfiz Al Quran dalam beberapa juz. Hal ini merupakan suatu keunggulan jika para mahasiswa tersebut mau mengasah keterampilan dan mengisi momen-momen keislaman di kampus dalam wadah UKMI Al Madani. Boleh saja nanti para mahasiswa ini melaksanakan acara pengajian terntentu di Masjid Rokania yang saat ini sedang dalam proses perluasan bangunan.
Selanjutnya ada intisari yang perlu direnungkan dari tausiah Ustadz Sahlan Nasution, S. Pd.I. tentang rasa syukur yang harus dimiliki oleh seorang insan. Sebagaimana yang kita ketahui dari ayat Al Quran bahwa manusia ini adalah sebaik-baik penciptaan. Apa yang manusia miliki memiliki fungsi-fungsinya sendiri yang tidak ternilai harganya. Seandainya seorang manusia wanita ditawarkan kalung, anting, gelang dari emas murni 24 karat dengan gratis, pastilah mereka mau. Namun apabila syaratnya harus salah satu tangannya dipotong. Adakah yang mau? Tentu saja tidak. Dan ini berkali-kali kita dengar ayat: “Fabiaiyyi ala irobbikuma tukazziban,” nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
Begitu pula ketika seorang lelaki muda ketika ditawarkan motor gratis sebagaimana yang digunakan oleh pembalap terkenal, yang harganya selangit, tentu saja mereka mau. Namun ketika dikasih syarat agar salah satu kakinya dipotong, adakah yang mau? Tentu saja tidak. Kaki akan lebih berharga dibanding apapun. Sehingga hal yang sama berlaku, berkali-kali diperingatkan oleh Allah SWT dalam Surah Ar-Rahman yang berbunyi, “Fabiaiyyi ala irobbikuma tukazziban,” yang maknanya ialah “maka nikmat yang manakah lagi yang engkau dustakan?” Oleh sebab itu hendaklah para mahasiswa ini bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diperolehnya dalam hidup ini.
Begitu pula sejalan dengan yang disampaikan oleh Dr. Desmelati, M.Sc., selaku Ketua STKIP Rokania, yang mengingatkan agar para mahasiswa bersyukur dengan apa yang didapatnya dengan kuliah di Kampus Rokania. Banyak mahasiswa yang memperoleh beasiswa KIP-Kuliah yang mana ada komponen SPP dan Biaya Hidup di dalamnya. Begitu pula beasiswa yang lain dan berbagai kemudahan yang didapat. Selain itu ada program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui Kemdikbudristekdikti. Bagi mahasiswa yang mendapatkan fasilitas tersebut dan lainnya hendaklah bersyukur dan serius menjalani kuliahnya. Ada masanya nanti keberhasilan akan berpihak pada Anda. Jadi jangan berhenti bersyukur yang akan membawa para mahasiswa generasi muda, calon pemimpin bangsa, meningkat akhlaknya yang mulia sehingga disenangi oleh semua pihak. (red)