Pasir Pengaraian (09/08/2022) – Judulnya sangat menarik. Kedengarannya seperti sebuah kalimat keajaiban. Potatah-Putitih Potang. Apa kira-kira maknanya? Terlalu harfiah sekali jikalau ditilik dari arti kata per kata. Yang jelas kalimat itu ada dalam bahasa Melayu dialek Rokan Hulu. Jika mau tahu yang sebenarnya, maka penampilan repertoar teater ini dapat disaksikan secara langsung di Tanjung Harapan atau Kampong Turondom, Pasir Pengaraian, pada Rabu (10/08/2022) pukul 20.00 WIB.
Ini adalah “Sebuah Repertoar Teater, Transformasi Onduo ke Bentuk Teater Kontemporer,” karya Syahrizal Fadhli, S.Sn., yang saat ini sedang ujian akhir S2 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Dosen pembimbing Ayis, nama panggilan Syahrizal Fadhli, adalah Dr. Yusril, S.S., M.Sn., dan Dr. Afrizal H., S.Sn., M.Sn.
Sebagai kisi-kisi akan diterka makna dari judul indah tersebut. Potatah-Putitih itu dapat diterjemahkan sebagai Petatah-Petitih yang sering didengar dalam adat Minangkabau. Namun dalam KBBI online kata petatah-petitih tidak ditemukan, namun kata “pepatah petitih” ada dan diartikan sebagai “berbagai-bagai peribahasa”. Mungkin saja itu maksudnya, maklum saja kata-kata tersebut sangat jarang didengar dalam Bahasa Indonesia. Kemudian kata “Potang” dari Bahasa Melayu Rokan Hulu dapat diartikan “zaman dahulu/dulu/dulu kala”. Sehingga makna “potatah-putitih potang” bisa berarti “petatah-petitih zaman dahulu”.
Tetapi makna yang sebenarnya akan lebih terungkap dari sajian penampilan langsung yang akan dilaksanakan Rabu, 10 Agustus 2022, pukul 20.00 WIB tersebut. Acara yang melibatkan banyak sekali seniman muda ini akan sangat menarik disaksikan. Bagi siswa, mahasiswa, guru, dosen serta masyarakat yang mencintai dan meminati seni teater akan sangat termanjakan dengan kehadiran acara ini. Kita tahu bahwa pementasan teater sudah semakin jarang disaksikan. Ini adalah pengobat rindu.
Penulis: Hasrijal F.