Pasir Pengaraian (14/07/2022) – Sebuah prestasi dalam sepak bola wanita telah ditorehkan oleh salah seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) STKIP Rokania. Dia adalah Janiati yang lebih dikenal dengan nama panggilan Nia. Janiati terpilih sebagai salah satu pemain dalam klub Putri Rohul FC. Kemudian melalui berbagai seleksi klub ini pun terpilih untuk mewakili Provinsi Riau dalam perebutan Piala Gerakan Sepakbola Wanita Indonesia (GSWI) Cup I Tingkat Nasional di Jawa Barat. Tidak tanggung-tanggung, Janiati didapuk sebagai Kapten Tim dalam klub dan bermain dalam posisi Striker (Penyerang).
Nia bersama rekan-rekan setimnya telah berangkat beberapa hari lalu ke Jawa Barat. Lokasi tempat mereka bertanding adalah Stadion Arcamanik, Bandung. Berkompetisi mulai Kamis (14/07) s.d. Kamis (21/07/2022). Jadwal pertandingan mereka untuk tahap awal yaitu hari Jumat (15/07/2022) pukul 18.00 WIB melawan Tim dari Kalimantan Timur. Selanjutnya pada Sabtu (16/07/2022) pukul 18:00 WIB sore kontra Tim dari Kalimantan Tengah di Stadion Arcamanik, Bandung.
Melihat prestasi Janiati ini, Dr. Desmelati, M.Sc., selaku Ketua STKIP Rokania memberi pesan agar Nia selalu sabar, memiliki daya juang yang tinggi dan berintegritas. Tidak salah bahwa kampus STKIP Rokania telah memberikan beasiswa prestasi kepadanya. Diketahui bahwa saat ini Janiati masih dalam proses menyelesaikan tugas akhir di Prodi PJKR Rokania.
Sebagai informasi kepada para pembaca berikut ini disampaikan profil singkat Janiati yang menjadi atlet sepak bola Putri Rohul FC – Riau. Nia, sapaan akrabnya dilahirkan di Bateh (Batas) 24 tahun lalu. Dia terlahir dari seorang ibu yang bernama Anita Sauri, yang biasa dipanggil Ita yang berasal dari Bateh. Ayahnya bernama Amri bin Sa’ab, yang biasa dipanggil Siin. Amri (Siin) ini berasal dari Kampung Sebotih, yaitu kampung lama yang terletak di tepi sungai Batanglubuh.
Dikarenakan sungai Batanglubuh yang sering banjir maka dalam era tahun 1990-an warga Kampung Sebotih pindah ke berbagai kampung lainnya. Ada yang pindah ke Kampung Ngarai, Kampung Baru, Kampung Pasir Kota Baru Tengah, Kampung Bawah dan terbanyak ke Kampung Planet. Kenapa dinamakan Kampung Planet? Salah satu alasannya adalah kampung yang baru dihuni ini posisinya lebih tinggi dibanding Kampung Bawah. Namun, banyak pula masyarakat yang menyebutnya sebagai Kampung Sebotih Baru. Tetapi dalam administrasi kependudukan kampung ini berada dalam Dusun Pasir Putih Timur, Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah.
Janiati menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri 024 Rambah. Kemudian melanjutkan pendidikan di MTs N 3 Rokan Hulu. Pendidikan menengah atas diselesaikannya di SMA Negeri 1 Pasir Pengaraian. Jenjang kuliah pun ditempuhnya sekarang di STKIP Rokania program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan & Rekreasi (PJKR). Saat ini dia sedang menempuh kuliah di semester VIII. Beruntung bagi Janiati karena memperoleh beasiswa khusus mahasiswa berprestasi dari STKIP Rokania.
Ketika ditanya pendapatnya tentang sepak bola yang merupakan sesuatu yang langka bagi seorang perempuan maka jawabannya sangat beralasan. “Sebagai seorang perempuan pendapat saya bermain bola ini tentu ada alasan tersendiri, selain saya seorang mahasiswa olahraga yang bisa nempraktikkan semua olahraga termasuk bola tidak hanya tahu pengetahuannya, tetapi juga bisa mempraktikkannya. Adanya team sepakbola Putri Rohul FC ini saya bisa mengembangkan bakat saya di situ dan memotivasi adik-adik serta teman-teman yang lain untuk ikut bergabung dengan team sepakbola putri. Selain sehat untuk olahraga juga bisa mengajak generasi muda untuk hidup sehat dan tidak ketergantungan dengan smarthphone. Dari sepakbola inilah kita bisa mengenal dan menjelajah semua daerah serta bisa mengharumkan tempat sekolah, membanggakan orang tua, mengharumkan nama daerah serta provinsi.” Begitu pendapatnya.
Kemudian alasan lainnya adalah dalam rangka motivasi, “Nia ikut bermain sepakbola juga karena adek Nia yang paling bungsu, yaitu Anggi. Nia mau mengajarkan Anggi kalau kita bisa berprestasi melalui hobby dan bisa kemana-mana juga karena hobby serta bisa dikenal orang banyak juga karena hobby dan buat bangga orang tua juga dari hobby.” Demikian ditambahkan oleh Janiati.
Nia yang lahir tanggal 25 Februari 1998 ini mungkin mendapatkan bakat bermain bola ini dari sang ayah, yaitu Amri. Karena sang ayah sewaktu kecil dulu adalah pemain bola di kampung yang sangat ulet. “Beliau ini sangat jago men-dribbling bola melewati beberapa pemain lawan. Walaupun Cuma bermain di kampung (Kampung Sebotih) di antara pekarangan rumah warga yang banyak pohon-pohon kelapanya. Namun di situlah terlihat kepiawaian seseorang dalam bermain bola. Bukan hanya bermain melawan orang saja, tetapi juga harus pintar berkelit di balik pohon-pohon kelapa,” demikian pengalaman penulis karena menyaksikan sendiri dan ikut bermain bersamanya.
Penulis: Hasrijal Farmaduansa