Rokania (29/07/2022) – Umat Islam sedunia memiliki tahun barunya sendiri. Dikenal dengan tahun Hijriah. Tepatnya permulaan tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharam. Kebetulan pada tahun ini tanggal 1 Muharam 1444 Hijriah jatuh pada hari Sabtu (30/07/2022). Sehubungan dengan ini segenap Civitas academica STKIP Rokania mengucapkan Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1444 Hijriah.
Ketua STKIP Rokania Dr. Desmelati, M. Sc., berpesan agar momen Tahun Baru Islam ini yang merupakan Tahun Hijriah hendaknya kita semua bertekad untuk berubah dalam arti menjadi semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai insan yang religius hendaknya kita jangan lupa untuk berdoa di akhir tahun 1443 H (tepatnya sebelum Magrib pada 29 Juli 2022) dan berdoa pula di awal tahun 1444 H (tepatnya setelah Magrib pada 29 Juli 2022). Pergantian tahun baru Hijriah ini ditandai dengan waktu Magrib, yang berbeda dengan Tahun Baru Masehi yaitu pada tengah malam.
Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bahwa Tahun Hijriah dan Tahun Masehi memang memiliki perbedaan. Hal ini setiap hari kita saksikan. Tahun Masehi (Gregorian) mendasarkan perhitungannya pada perputaran bumi mengelilingi matahari. Jumlah harinya dalam setahun 365 hari, dan bertambah sehari dalam 4 tahun yang disebut tahun kabisat. Tahun kabisat berjumlah 366 hari, dan ditetapkan penambahan satu hari itu pada bulan Februari pada angka tahun yang secara matematis habis dibagi empat. Misalnya pada tahun 2020, atau 2024 dan seterusnya setiap kelipatan 4, dan pada tahun itu jumlah hari bulan Februari menjadi 29 hari. Hal ini untuk memudahkan mengingatnya.
Berbeda dengan tahun Hijriah, yang perhitungannya dalam satu bulan ditentukan berdasarkan pergerakan bulan mengelilingi bumi. Hal ini ditandai dengan munculnya bulan sabit awal dan bulan sabit akhir. Satu periode putaran lamanya satu bulan, bisa 30 hari atau 29 hari. Setahun dalam kalender Hijriah lamanya 12 bulan (jumlah harinya 354). Selisih 11 hari lebih cepat dari Tahun Masehi. Itulah yang selama ini dikenal dengan nama-nama bulan yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah.
Sebenarnya bukan hanya umat Islam saja memiliki kalender yang perhitungannya didasarkan pada pergerakan bulan. Secara ilmiah yang disebut dengan kalender lunar. Ada nama lainnya untuk kalender lunar ini yaitu kalender qamariyah (Arab), kalender Islam, kalender hijriah, kalender cakra, dan kalender bulan. Beberapa jenis kalender yang perhitungannya berdasarkan bulan ini yaitu Kalender Baduy, Kalender Gezer, Kalender Haida, Kalender Igbo, Kalender Islam, Kalender Jawa, Kalender Maramataka (lunar Maori), Kalender Sunda, Kalender Yoruba.
Selain itu ada pula peradaban yang menggunakan kalender berbasis bulan ini mengkombinasikannya dengan penyesuaian musim-musim di bagian dunia sebelah utara dan selatan. Disebut dengan kalender lunisolar. Biasanya penanggalan menggunakan hitungan bulan (lunar) namun ada penambahan belasan hari menyesuaikan dengan musim tertentu, seperti musim semi. Jumlah hari sistem lunisolar ini dalam setahun berkisar 354 hari sampai dengan 384 hari. Sebagai contoh sering dilihat pada sistem penanggalan Cina, ada tahun barunya dan ada pula penyesuaiannya yang dirayakan juga dan dikenal sebagai Cap Go Meh.
Cukup panjang dituliskan cerita sejarah tentang kemunculan sistem masing-masing kalender ini. Seperti kalender Masehi yang pernah mengalami perubahan pada nama bulannya, dan pernah juga dimajukan beberapa hari untuk menyesuaikan dengan permulaan musim. Begitu pula dengan menetapkan tahun awalnya yang akhirnya didasarkan pada kelahiran Jesus Kristus.
Sementara itu kalender Hijriah juga mengalami berbagai peristiwa sejarah. Penentuan permulaan tahun Hijriah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Banyak usulan saat itu untuk penentuan permulaan tahun. Usulan awal perhitungan angka tahun pada saat kelahiran Nabi Muhammad SAW ditolak karena berpotensi pada akhirnya dengan sikap orang mengkultuskan Nabi Muhammad. Misalnya seperti kalender Masehi yang permulaannya didasarkan pada kelahiran Nabi Isa (Jesus Kristus) yang akhirnya dikultuskan dan diyakini sebagai Tuhan.
Selanjutnya usulan tentang awal angka tahun pada hari wafatnya Nabi Muhammad SAW pun ditolak oleh para ulama dan umara. Sebab pada pergantian tahun baru itu seharusnya umat bersenang-senang dan penuh tekad untuk berubah bukan malah bersedih dan menangisi kepergian Nabi Muhammad SAW. Sehingga akhirnya disepakati bahwa perhitungan awal tahun Islam dimulai sejak hijrahnya Nabi dari Mekah ke Madinah. Oleh sebab itulah dinamai Tahun Hijriah. Maknanya adalah tentang perubahan atau hijrah dari tahun sebelumnya ke tahun baru yang selayaknya diikuti oleh perubahan ke arah yang lebih baik bagi umat manusia.
Penulis: Hasrijal; Editor: Hasrijal; Sumber: https://id.wikipedia.org/ dan sumber lainnya.