Langkitin (28/01/2022) – Ada harapan baru dengan munculnya Klub Sepakbola Rokania, lebih kerennya dinamai Rokania Football Club atau Rokania FC. Berkaca dengan klub-klub bola tingkat nasional apa lagi di luar negeri terutama di Eropa, maka kita belum ada apa-apanya. Tetapi harapan untuk menjadi klub profesional tetap ada. Mungkin bisa dibuat ungkapan versi bolanya bahwa lebih baik kehilangan poin dibandingkan kehilangan harapan.
Harapan untuk sebuah klub di negara ini menjadi maju menyamai klub-klub besar di Asia, Eropa dan Amerika Latin bukanlah tidak berdasar. Indonesia, bahkan atau terutama masyarakatnya di tingkat bawah, sangat menggemari olah raga ini. Ini adalah modal. Modal besar yang semestinya dapat menghidupkan klub bola. Klub bola yang profesional justru sanggup membiayai dirinya tanpa bantuan dari pihak pemerintah atau lainnya.
Banyak sumber pendapatan untuk sebuah klub bola profesional. Beberapa diantaranya seperti hak siar, transaksi jual-beli pemain, endorse produk yang melibatkan pemain dan klub. Selain itu penjualan produk yang berhubungan dengan klub seperti jersey, dan pernak-pernik lainnya. Ada lagi pendapatan dari sponsor seperti perusahaan atau lembaga lainnya yang memberikan sejumlah uang atau produk tertentu. Sebaliknya klub memajang logo perusahaan atau lembaga tersebut sesuai dengan kesepakatan atau kontrak. Bagi klub yang memiliki stadion bisa pula menyewakan stadionnya untuk event lain. Banyak cara klub tersebut untuk mendapatkan dana untuk membiayai klubnya.
Fenomena di Indonesia pada umumnya, bahwa klub bola selalu menempel pada “pengasuhnya”. Maksudnya adalah klub bola itu belum bisa menghidupi dirinya sendiri sehingga tetap bergantung pada lembaga atau institusi atau perusahaan yang menjadi sponsor utama atau “pengasuhnya”. Dahulu klub bola profesional bisa mendapatkan dana operasional langsung dari Pemerintah Daerah (Pemda). Namun tahun 2011 oleh Mendagri Gamawan Fauzi ditegaskan bahwa klub bola profesional tidak boleh diberikan bantuan langsung lagi berupa dana. Walaupun begitu bantuan masih boleh diterima klub melalui KONI dan KONIDA. Namun hal tersebut tetap saja tidak bisa membuat sebuah klub menjadi profesional dan mandiri.
Kembali pada Rokania FC, bahwa klub bola ini didirikan dengan cita-cita yang tinggi. Ada harapan di sana. Sementara ini para pemainnya adalah mahasiswa berbakat di STKIP Rokania. Sedangkan ofisial dan pelatihnya adalah Wahyu Sebri Naldi, S.Pd, dan kawan-kawan. Menurutnya, Rokania FC ditargetkan untuk dapat bermain di liga yang diakui PSSI.
Beberapa bulan terakhir, semenjak kasus Covid-19 mulai mereda, banyak pertandingan dan turnamen yang dilaksanakan di berbagai tempat. Sebagian event dapat diikuti oleh Rokania FC. “Hasilnya untuk sementara sesuai target yang diharapkan. Kita berada di jalur yang tepat. Beberapa kali bermain klub kita berhasil meraih kemenangan, dan ini masih berlangsung sampai saat ini,” ujar Wahyu. (hf)