Lopek Bugi Khas Riau dan Cara Pembuatannya
Sejarah Lopek Bugi
Lopek bugi adalah salah satu jenis makanan tradisional khas Riau, tepatnya dari Kabupaten Kampar. Makanan tradisional ini sering dijadikan oleh-oleh juga lho! Lopek Bugi sudah ada sejak tahun 1998 dan baru memulai usahanya sejak tahun 2005. Awalnya lopek bugi bermula dari orang tua yang selalu membuat lopek bugi setiap acara terutama saat lebaran. Dari usaha Lopek Bugi bekerja salah satu karyawan tetapi terhenti karena harus mengurus anak-anaknya, lalu untuk mengisi waktu di rumah untuk membantu ekonomi keluarga makanya memutuskan untuk membuka usaha Lopek Bugi.
Lopek bugi merupakan penyatuan antara pulut dan kelapa lalu ditambahkan rasa manis gula di dalam aroma daun pisang. Di dalam kepulan asap dapur, para kaum ibu di Kabupaten Kampar memiliki cara yang hebat untuk mengangkat taraf ekonomi keluarganya. Mereka memproduksi lopek bugi yang bukan hanya sebagai makanan ringan yang disantap keluarga, namun berkembang mewakili Riau sebagai salah satu kuliner dari Bumi Lancang Kuning. Walaupun namanya lopek bugi, tetapi bukanlah berasal dari Bugis. Dilihat dari kata “bugi” yang banyak disangka berasal dari kata “Bugis”. Dalam bahasa Ocu Kampar, kata “bugi” diartikan sebagai ketan. Jadi bukan berasal dari “bugis” seperti yang selama ini banyak diasumsikan. Sedangkan kata “lopek” adalah penyebutan lain untuk makanan bernama “lepat”. Umumnya lepat berbentuk silinder atau tabung seperti yang didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Lopek bugi memiliki bentuk lain. Hal ini menjadikan lopek bugi sebagai makanan khas Melayu Kampar.
Lopek bugi banyak dijual di sekitar jembatan Danau Bingkuang, di daerah Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Dijual di warung-warung tepi jalan yang menyediakan oleh-oleh, khususnya lopek bugi. Warung-warung ini berada di tepi Jalan Raya Pekanbaru menuju Bangkinang sekitar 30 km dari Pekanbaru menuju Bangkinang. Awalnya berkembang karena banyaknya orang makan di Rumah Makan Danau Raya yang terkenal dengan udang goreng dari Sungai Kampar. Pengunjung yang ramai menjadi suatu peluang usaha baru bagi ibu-ibu Desa Kuapan ini. Misalnya bu Emi, bu Eri dan juga ibu-ibu yang lainnya. Pengunjung rumah makan dari Pekanbaru yang terkadang datang cuma untuk menikmati kuliner makanan Rumah Makan Danau Raya, kemudian disuguhi lopek bugi. Rasanya yang manis gurih dan jarang dijumpai ini kemudian dibeli pengunjung dan seterusnya penjualan lopek bugi semakin berkembang.
Cerita dari mulut ke mulut oleh pengunjung pun merebak. Pengendara yang melintas di jalan ini pun singgah, karena telah mendengar kelezatan makanan khas Kampar ini. Banyak kendaraan travel Pekanbaru-Padang, Pekanbaru-Bangkinang, Pekanbaru-Pasir Pengaraian atau kendaraan menuju daerah lainnya singgah untuk membeli makanan oleh-oleh khas Kampar. Penjualan dan warung-warung Lopek Bugi pun akhirnya semakin banyak dan berkembang. Varian rasa pun dikembangkan oleh para ibu-ibu, dari yang rasa orisinal sampai rasa varian baru. Penjualan meningkat.
Lopek bugi dahulunya hanya dibuat di hari besar semacam lebaran atau maulid atau acara nikahan, sunatan atau acara besar lainnya. Sebagai makanan kue basah khas Kampar, lopek bugi sudah seharusnya dikenal banyak orang. Seiring dengan perkembangan zaman, lopek bugi saat ini mudah dijumpai dan dapat dibeli baik di toko oleh-oleh khas Riau maupun di gerai-gerai yang terdapat sepanjang jalan Pekanbaru – Bangkinang.
Kopek bukan sembarang kopek,
Kopek kelapa sampai terkikis.
Lopek bukan sembarang lopek,
Lopek ini rasanya manis.
Keterangan: Kopek = kupak/kupas, Lopek = lepat
Bahan Pembuatan Lopek Bugi
Adapun bahan yang harus disiapkan untuk membuat lopek bugi yaitu: 1) Tepung ketan hitam/putih (tergantung sukanya apa); 2) Gula pasir; 3) Kelapa parut; 4) Garam secukupnya; 5) Daun pandan; 6) Air; 7) Minyak goreng.
Alat Pembuatan Lopek Bugi
Sedangkan peralatan yang diperlukan dalam membuat lopek bugi antara lain: 1) Daun pisang; 2) Kukusan atau dandang; 3) Kuali; 4) Sendok; 5) Mangkok agak besar untuk wadah mengaduk tepung.
Cara membuat lopek bugi
Cara membuat lopek bugi ini pun tidaklah begitu susah. Ibu-ibu rumah tangga menyusun kayu bakar di tungku. Api membakar kayu dalam tungku yang di atasnya berjejer alat kukusan lepat yang tengah dalam proses pematangan. Di bagian yang lain duduk kelompok pengadon pulut dan kelapa serta gula. Lalu ada kelompok ibu-ibu yang bertugas sebagai pembungkus lopek dengan daun pisang. Mereka semua memproduksi lopek bugi. Begini lah cara membuatnya: 1) Campurkan kelapa parut dengan gula diberi sedikit garam dan vanila; 2) Adonan lopek bugi yang telah dibulatkan lalu dipipihkan sedikit dan diisi dengan inti kelapa parut lalu ditutup menjadi bulat kembali; 3) Setelah itu dibungkus ke dalam daun pisang. Uniknya lopek bugi memiliki bentuk bungkusannya yang segitiga prisma bukan berbentuk silinder sebagaimana lepat daerah lainnya; 4) Memasak lopek bugi dengan mengukus adonan yang telah dibungkus daun pisang tadi. Lama pengukusan sekitar 30 menit dengan api kecil yang membuat adonan dan intinya masak sempurna dengan rasa manis yang gurih.
Cara membuat intinya atau isian kelapa
Lopek bugi biasanya memiliki isian atau inti yang biasanya terbuat dari kelapa parut, begini cara membuatnya: 1) Untuk membuat inti kelapa, perlu disiapkan kelapa yang sudah diparut namun hanya menggunakan sisi yang putihnya saja; 2) Untuk proses awal, panaskan air agak satu gelas kecil di dalam kuali. Kemudian setelah air mendidih, masukkan gula putih ditambah sedikit garam supaya rasanya gurih; 3) Untuk takaran gulanya, tergantung selera karena sebagian orang suka manis sebagian lagi tidak. Namun supaya intinya terasa enak, usahakan manisnya terasa; 3) Setelah gula dan garam larut, masukkan parutan kelapanya. Lalu aduk sampai merata hingga air yang ada dalam kuali mengering, lalu sisihkan. Intinya siap untuk digunakan.
Cara membuat adonannya:
Adapun cara untuk membuat adonan lopek bugi, sebagai berikut: 1) Tepung ketan yang ada ditambah sedikit gula, ditambahkan garam ¼ sendok makan. Kemudian aduk rata, dalam adonan harus terasa gula dan garamnya Hal ini supaya adonannya tidak terasa hambar. 2) Tuangkan air putih sedikit demi sedikit ke dalam adonan hingga adonan tercampur rata dan bisa menggunakan sendok makan (catatan: tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras agar tekstur lopeknya lembut dan kenyal); 3) Setelah adonan jadi, tambahkan satu sendok minyak makan ke dalam adonan agar lopeknya tidak lengket di daun pisang; 4) Nah! Setelah semua bahan telah siap, panaskan daun pisang sehingga bisa dilipat membentuk seperti bungkus lopek bugih. Setelah itu, lumuri daun pisang dengan menggunakan minyak goreng sebelum diisi adonan lapek dan intinya; 5) Untuk proses akhir, usai membungkus lopek bugih, kukus lopek tersebut selama lebih kurang 20 menit supaya rasanya lebih enak dan matang dengan sempurna. Lalu sajikan diatas piring.
Bagi pecinta makanan tradisional tersebut, mari kita belajar sedikit terkait cara dan bahan yang digunakan untuk membuat lopek bugih khas Kampar . Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan buat kita semua sekalian berkaitan dengan teknik dan cara pembuatan oleh-oleh tradisional dari Riau ini.
Penulis: Sri Wahyuni Anwar, Delviani Yunita Lestari,Septia Velni, Delillah Hanum Dalimunthe, Wahda Al-Husna
Editor: Hasrijal