Menghadapi Arus Informasi: Pentingnya Selektif dan Bijak
Oleh: A. U. Chaidir
Menurut istilah, informasi ialah data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami dan digunakan untuk membuat keputusan, memecahkan suatu masalah, atau memahami suatu fenomena. Informasi bisa berupa fakta, konsep dan ide, yang disampaikan melalui lisan, tulisan atau visual. Informasi adalah konsumsi otak melalui penglihatan dan pendengaran, layaknya makanan yang menjadi konsumsi tubuh. Informasi diolah oleh otak, sementara makanan diolah oleh lambung.
Informasi akan melahirkan efek positif atau negatif terhadap jiwa, yang mewujud dalam bentuk pemahaman, sikap, perilaku atau tindakan seseorang (karakter). Sedangkan makanan akan menimbulkan efek kepada fisik/tubuh, berupa kondisi tubuh yang sehat atau sakit.
Mengikuti kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dan luar biasa ini, telah membuat arus informasi hampir tak dapat dibendung lagi. Informasi dapat diibaratkan seperti air bah, yang arusnya membawa segala macam bentuk materi, termasuk sampah dan limbah. Informasi itu sendiri tidak memilih dan memilah materi yang dibawanya, antara mana yang sampah dan limbah, dan mana pula benda-benda yang baik dan berguna.
Disadari atau tidak, arus informasi telah menggempur otak kita dengan dahsyat setiap saat. Semua informasi yang diterima sangat luar biasa pengaruhnya terhadap pemahaman, sikap, perilaku, tindakan serta pandangan hidup seseorang. Untuk itulah kita mesti dan harus selektif memilih dan memilah serta menyaring setiap informasi yang diterima, agar kita terhindar dari dampak buruk/negatif dari “informasi sampah dan limbah” dimaksud.
Lalu apa saringan yang dapat digunakan dalam memilih, memilah dan menyaring sebuah informasi? Setidaknya ada dua parameter utama yang dapat digunakan, yaitu “Benar dan Baik”. Seyogianya informasi yang diizinkan masuk ke otak itu ialah informasi yang “Benar dan Baik”
- Benar. 1) Sumber informasi, kredibel dan dapat dipercaya; 2) Kredibilitas, Penulis atau penutur informasi punya pengetahuan atau pengalaman yang relevan; 3) Referensi, Referensi yang digunakan, kredibel dan dapat dipercaya; 4) Tujuan dan motif, informasi tidak mempunyai agenda dan bias tertentu; 5) Konsistensi, dengan informasi lain dan tidak bertentangan dengan kenyataan yang sudah diketahui; 6) Bukti dan Data, valid dan dapat dipercaya; 7) Waktu, tanggal publikasi masih relevan dengan kekinian.
Tips:
# Periksa informasi dari berbagai sumber.
# Jangan lekas percaya dengan sumber yang tidak jelas
# Gunakan kemampuan untuk menganalisis.
- Baik. Apakah “informasi benar” yang diterima itu: 1) Baik untuk kita, baik untuk orang lain; 2) Baik untuk kita, tidak baik bagi orang lain; 3) Tidak baik untuk kita, baik bagi orang lain; 4) Tidak baik untuk kita, dan tidak baik pula untuk orang lain.
Disini diperlukan kebijaksanaan untuk menyimpulkan, apakah informasi yang diterima itu, layak, pantas ataupun boleh direspon, dibagikan, atau dipublikasikan. Karena otak kita ini adalah layaknya seperti sebuah komputer, kalau data yang dimasukkan (input) baik dan benar, maka hasil/outputnya akan benar dan baik pula. Sebaliknya bila diinput dengan data yang salah outputnya juga akan salah.
Berhati-hati dan selektiflah memilih data yang akan di input ke otak kita. Jadi setiap informasi yang diterima itu harus diklarifikasi terlebih dulu sebisa mungkin, supaya tidak terjadi salah pemahaman yang turunannya akan semakin menjauh dari kebenaran.
Dengan demikian maka. :
✓ Informasi itu adalah kebutuhan;
✓ Informasi adalah konsumsi otak;
✓ Informasi berisi materi baik dan sampah;
✓ Seleksilah antara yang baik dan sampah;
✓ Benar saja belum cukup, harus pula baik;
✓ Bijaklah dalam merespon dan berbagi;
✓ Hidup tak berarti tanpa informasi;
✓ Hanya satu kata kunci, yaitu “Selektif”.
Pekanbaru, 17 Juli 2025.