REFLEKSI AKHIR TAHUN: Muhasabah Diri
Oleh: A. U. Chaidir
Lazimnya sebuah perusahaan setiap akhir tahun selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan selama tahun berjalan. Hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan menjadi bahan analisa untuk penyusunan program atau penetapan kebijakan kedepan, disamping variabel lain yang perlu pula dipertimbangkan. Begitulah terus-menerus berkelanjutan. Demikian pula keadaannya dengan kita manusia, idealnya kita perlu pula untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap diri kita, yang dalam bahasa agama disebut dengan “muhasabah”.
Bersempena dengan kita akan memasuki tahun baru 1 Muharram 1447 H, yang hanya tinggal bilangan hari saja lagi, kami mengajak saudara-saudara se-iman semua untuk menjadikan “momen pergantian tahun” ini untuk melakukan “muhasabah diri”, merefleksi perjalanan kehidupan kita yang berlalu.
Apa Perlunya Muhasabah ?
Dengan melakukan muhasabah diri, setidaknya kita akan:
- Mengetahui kualitas diri,
Dengan merefleksi diri, kita akan tahu dan sadar akan kualitas diri kita, apakah lebih buruk atau sama saja (stagnan), atau ada lebih baik dari yang sebelumnya.
- Memperbaiki Diri.
Dengan menyadari kualitas diri, maka kita akan dapat melakukan perubahan atau perbaikan terhadap diri kita, dengan bercermin kepada kesalahan, kekurangan serta ke-alpa-an kita selama ini.
- Belajar dan terus belajar.
Pertama, tentu saja belajar dari kesalahan masa lalu dan yang kedua adalah belajar/meningkatkan ilmu pengetahuan, apakah itu secara formal, atau non formal, maupun secara otodidak yang sarananya tersedia luas di-era digital sekarang ini.
Muhasabah itu mencakup apa saja ?
Muhasabah hendaklah dilakukan terhadap segala aspek interaksi yang kita lakukan. Untuk memudahkan, mari kita coba membagi menjadi dua kelompok besar, yakni. :
- Interaksi dengan Allah SWT.
- Interaksi dengan alam semesta.
1. Interaksi dengan Allah SWT:
* Apakah pemahanan/iman kita terhadap Allah SWT sudah benar, atau masih seperti pemahaman 10, 20, 30 tahun yang lalu.
* Bagitu pula dengan ketaatan kita ?
* Dan seterusnya.
2. Interaksi Dengan Alam Semesta.
Interaksi dengan alam semesta dapat pula dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- Interaksi sesaa manumsia.
* Dalam rumah tangga, interaksi dengan suami, isteri, ayah, ibu, mertua, anak, menantu l, cucu, saudara dst.
* Interaksi dengan tetangga, lingkungan masyarakat.
* Interaksi dengan komunitas.
- Interaksi dengan fauna dan flora.
Adakah kita memberi ruang dan waktu kepada fauna dan flora untuk hidup saling berdampingan dengan kita, atau malah sebaliknya.
- Interaksi dengan alam semesta.
Adakah kita punya andil dalam menjaga ekosistem alam raya ini, atau malah kita ikut pula merusak lingkungan tersebut. Oleh karena itu janganlah mempersempit makna dari muhasabah itu, seakan-akan muhasabah itu hanya vertikal saja , hanya merefkeksi hubungan kita dengan Allah swt saja. Tidak salah memang, akan tetapi itu saja belum cukup.
Menyambut pergantian tahun HIJRIAH kali ini, mari kita bermuhasabah dengan penuh kesadaran.
Mari kita :
Sediakan waktu khusus yang tepat dan nyaman, minimal agak 15 menit.
Siapkan tempat yang aman.
Kenakan pakaian yang terasa nyaman.
Awali dengan salat sunnah.
Posisikan diri duduk yang rileks.
Lepaskan diri dari segala keterkaitan dengan urusan keduniaan, fokus refleksi.
Sekarang kita mulai memutar balik putaran jarum jam kita (maksudnya berlawanan arah).
Kini CCTV kita mulai memutar ulang kembali, mem-visualisasi-kan semua perjalanan kehidupan yang sudah kita lewati.
Hanya kitalah yang tahu akan masa lalu. Kita yang akan bisa menahami semua itu. Terpulang kita yang akan mengambil keputusan. Kita pula yang akan menerima konsekuensi logis atas apa yang telah menjadi pilihan. Ya Ilahi, anugerahilah kami petunjuk serta bimbingan-Mu. Supaya kami tetap berada dijalanmu yang lurus/lempang, lebar/lapang, tiada berpenghalang. Menuju titik kordinatl “ILAIHI RAJI’UN”.
Kiranya menjadi perenungan kita bersama.
“SELAMAT TAHUN BARU, 1 Muharram 1447 H”
Barakallahu fikum jami’an.
Pekanbaru, 26 Zulhijjah 1446.
A. U. Chaidir.