Upacara-upacara Dalam Budaya Melayu Riau
Secara umum diketahui bahwa tanah Riau adalah tanah Melayu, yang mana di sana tegak dan berkembang Budaya Melayu. Khususnya Budaya Melayu Riau. Secara umum ciri-ciri budaya Melayu Riau adalah masyarakatnya beragama Islam dan berdialog menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang digunakan di Riau terdiri dari bermacam-macam dialek menurut daerahnya.
Budaya Melayu Riau tecermin pelaksanaannya dalam berbagai hal, seperti upacara bidang keagamaan (Islam), bidang sosial, mata pencaharian, pengobatan, dan permainan rakyat. Menurut Prof. Suwardi, M.S., dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan Melayu ada berbagai upacara yang dilakukan dalam kebudayaan Melayu, khususnya Kebudayaan Melayu Riau. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Upacara Keagamaan
Upacara keagamaan (Islam) dalam Budaya Melayu Riau ada beberapa diantaranya:
- Sunat Rasul: Yaitu rangkaian upacara yang dilaksanakan mengiringi proses khitan anak laki-laki yang sudah cukup umur. Biasanya anak lelaki yang akan disunatrasulkan itu diarak bersama-sama menuju tepi sungai (dibawo ke ayia). Kemudian dimandikan sampai kedinginan. Hal ini mungkin maksudnya agar proses khitan menjadi lebih mudah. Sebagian lagi di beberapa daerah ada yang diarak sekeliling kampung;
- Khatam Al-Quran: Sebagian daerah Melayu untuk anak yang telah khatam Al Quran dilakukan proses arakan. Yakni diarak keliling kampung. Akan tetapi akhir-akhir ini upacara tersebut sudah sangat jarang dilakukan;
- Nikah-Kawin: Upacara nikah-kawin dalam budaya Melayu Riau terdiri dari berbagai acara. Mulai dari proses pinangan, ijab qabul, sampai dengan resepsi pernikahan. Biasanya upacara pernikahan juga diiringi pula dengan upacara khatam Al-Quran.
- Hari masuk bulan puasa (Ramadan): Biasanya upacara memasuki bulan Ramadan diadakan dalam bentuk mandi berlimau. Mandi berlimau menggunakan harum-haruman yang terbuat dari bunga rampai, yaitu bunga-bunga dari berbagai macam tumbuhan yang dicampur. Acaranya berlangsung pada petang hari sebelum tanggal 1 Ramadan. Pada berbagai daerah acara ini memiliki nama-nama yang berbeda seperti Potang Bolimau, Balimau Kasai, Petang Megang, dan Mandi Balimau;
- Maulud Nabi: Biasanya diiringi dengan ceramah keagamaan di masjid, surau atau musala. Sebagian tempat peringatan maulud ini diiringi dengan salawat badar;
- Perayaan Tahun Baru Islam: Acara ini diikuti dengan tausiah agama dan nyanyian Islami seperti Salawat Badar, dan lain-lain.
Upacara Sistem Sosial
Ada beberapa acara dalam sistem sosial yang diadakan dalam budaya Melayu Riau, antara lain sebagai berikut:
- Perahu Baghanduang: Secara fisik perahu baghanduang terdiri tiga perahu yang digandengkan dan dihias dengan berbagai macam dekorasi. Selain dekorasi, perahu baghanduang ini juga dilengkapi dengan bunyi-bunyian, rarak dan perlengkapan lainnya. Upacara ini berasal dari daerah Kuantan-Singingi. Selalu dijadikan pelengkap pada acara pacu jalur;
- Pacu Jalur: Pacu jalur awalnya merupakan acara tradisional dan sekarang sudah menjadi even nasional dari Kuantan Singingi. Secara nasional acara pacu jalur dilaksanakan pada bulan Agustus (tanggal 24 – 27 Agustus) setiap tahunnya dengan tujuan memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Proses persiapan pacu jalur sangat panjang yang dimulai dengan memilih kayu untuk dijadikan jalur (perahu) sampai dengan perlombaan jalur di sungai Kuantan;
- Pacu Sampan: Kegiatan pacu sampan di Riau dilaksanakan di Desa Buluh Cina, Kabupaten Kampar. Biasanya perlombaan pacu sampan terdiri dari dua atau tiga perahu sekali dilombakan. Yang mencapai garis finish pertama merupakan pemenang. Tempat perlombaan pacu sampan adalah di sungai Kampar;
- Sepak Rago Tinggi: Ini adalah sejenis acara perlombaan dengan menggunakan bola yang dibuat dari rotan yaitu bola takraw. Biasanya dilakukan oleh para pemuda setelah selesai musim panen. Acara ini dilaksanakan oleh masyarakat di Kuantan Singingi. Namun akhir-akhir ini acara ini tidak dilaksanakan lagi. Perlu usaha untuk kembali menghidupkan acara ini sebagai obyek wisata;
- Nikah-Kawin: Upacara nikah-kawin merupakan acara yang paling sering dilaksanakan. Upacara ini dimulai dari tahapan mencari jodoh, bertunangan, akad nikah, dan resepsi pernikahan. Prosesi pernikahan melibatkan peristiwa adat dan agama.
Upacara Sistem Mata Pencaharian
Ada berbagai upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Riau yang dapat digolongkan sebagai upacara yang berhubungan dengan mata pencaharian. Pada dasarnya mata pencaharian orang Melayu Riau adalah bertani (bersawah) dan berkebun. Beberapa upacara yang terkait dengan ini antara lain:
- Turun Benih: Upacara turun benih dilaksanakan pada saat akan menanam padi. Biasanya dilaksanakan di tengah-tengah ladang. Namun saat ini upacara tersebut sudah jarang dilaksanakan;
- Panen Padi: Dilaksanakan ketika akan menuai padi. Upacara itu secara ramai-ramai menuai padi di sawah atau ladang seseorang yang dilakukan dengan batobo. Batobo adalah kegiatan gotong royong secara bergantian dalam mengerjakan ladang/sawah seperti menuai padi dan lain-lain;
- Mengilang Tebu: Upacara ini beriringan dengan panen padi. Biasanya di sekitar ladang atau sawah ditanam tebu. Saat selesai panen, secara bergotong royong masyarakat memanen tebu dan menggilingnya. Air tebu dimasak dan setelah mendidih dimasukkan berbagai bahan seperti ubi kayu, ubi jalar, pisang, dan lain-lain untuk dimakan bersama-sama;
- Menangkap Ikan: Biasanya pada musim kemarau ada beberapa danau kecil yang kekeringan, lalu secara beramai-ramai masyarakat turun ke danau untuk memanen ikan. Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh masyarakat yang memiliki lubuk larangan. Pada saat lubuk larangan dibuka untuk umum maka masyarakat berlomba-lomba menangkap ikan yang terkurung dalam wilayah lubuk larangan tersebut;
- Menangkap Burung: Acara menangkap burung terutama burung kuaran yang bermigrasi (wilayah Kuantan Singingi) dilakukan secara bersama-sama. Adapun peralatan yang digunakan adalah jaring.
Upacara Pengobatan
Pada berbagai daerah di Riau ada pengobatan non medis yang menggunakan upacara tertentu untuk menyembuhkan penyakit. Salah satunya yang dikenal di Rokan Hulu adalah acara upah-upah. Upah-upah menggunakan bahan yaitu panggang ayam dan nasi kunyit (kuning). Bagi yang sakit diupah-upah oleh seorang tertentu yang biasanya seorang imam. Yaitu dengan mendoakan yang sakit itu sambil talam yang berisi panggang ayam dan nasi kunyit diangkat-angkat di atas kepala yang sakit.
Upacara Permainan Rakyat
Upacara ini berbentuk permainan yang dapat dilakukan perorangan maupun sekelompok orang, diantaranya:
- Permainan Gasing: Permainan gasing dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Tujuannya adalah meningkah gasing lawan. Jika gasing lawan berhenti dan bahkan pecah maka dianggap kalah;
- Permainan Pecek: Permainan ini yang juga disebut setatak dilakukan oleh anak-anak perempuan.
- Permainan Perang-perangan (untuk anak laki-laki), permainan gergasi, dan lain-lain.
Demikianlah beberapa jenis upacara yang dilaksanakan dan pernah dilaksanakan oleh masyarakat dalam Budaya Melayu Riau.
Penulis: Hasrijal