Tulisan pada serial Mancing Asyik kali ini akan penulis ketengahkan kembali sebuah artikel sederhana yang terbit pada harian Riau Pos, edisi 14 Juni 2015, halaman 35. Berikut ini artikel tersebut:
Sensasi Memancing di Laut
Spot memancing di wilayah Riau didominasi fresh water atau spot air tawar, terdiri dari sungai, danau, rawa, kanal dan kolam. Sedangkan untuk spot salt water atau spot air asin maka pemancing harus pergi ke wilayah provinsi tetangga seperti Sumatra Barat dan Kepulauan Riau. karena jarang memancing di laut, bukan berarti pemancing Riau tidak memiliki keahlian dalam memancing di laut. Atas prakarsa Nofriadi dan kawan-kawan, disepakatilah sebuah trip memancing ke laut Sumbar, tepatnya di perairan Gosong Laweh yang sejajar garis pantai Pariaman.
Ada 19 pemancing yang ikut ambil bagian dalam tour ini. Terdiri dari pemancing asal Pekanbaru, Pangkalankerinci, dan Dumai. Berangkat dari Pekanbaru menuju Padang menggunakan mobil dilanjutkan ke pelabuhan Muaro Padang sebelum berakhir di spot Gosong Laweh menggunakan tiga buah kapal.
Trip kali ini memang terasa lama di perjalanan. Perjalanan dari Pekanbaru ke Padang ditempuh dalam waktu kurang lebih delapan jam. Sementara waktu tempuh mulai Muaro Padang menuju Gosong Laweh selama 6 – 8 jam pula. Perjalanan pulangnya pun ditempuh dalam waktu yang sama. Sehingga total waktu perjalanan pulang pergi mencapai 28 jam.
Namun perjalanan selama itu terbayarkan dengan pengalaman dan hasil yang kami dapatkan. Kapal I yang dipimpin oleh Nofriadi berhasil mendaratkan sebelas ekor ikan gabur alias GT (Giant Trevally). Selain itu banyak juga ikan karang yang berhasil didaratkan. Sementara pada Kapal II yang dipimpin oleh M Fried Wahab, berhasil mendapatkan banyak sekali ikan-ikan karang. Pada Kapal II ini pesertanya hampir semua awam untuk memancing di laut karena trip ini adalah trip pertama kalinya. Sementara Kapal III yang dipimpin oleh dr. Nofli juga banyak mendapatkan ikan-ikan dasaran atau ikan karang.
Teknik memancing yang kami gunakan beragam yang disesuaikan dengan spot. Teknik trolling digunakan ketika kapal sedang berjalan. Kemudian teknik popping dan casting kami lakukan ketika kapal memasuki perairan di karang yang agak dangkal. Sedangkan teknik jigging kami lakukan di spot yang agak dalam. Dengan teknik jigging ini berhasil didaratkan banyak sekali ikan gabur atau giant trevally. Kemudian yang terakhir adalah teknik dasaran dengan umpan daging ikan dan cumi. Teknik dasaran ini menghasilkan banyak sekali ikan-ikan karang yang kami dapat.
Kapal yang membawa pemancing ini memang dilengkapi dengan petugas untuk memasak. Sehingga ikan-ikan yang didapat sebagiannya dimasak untuk konsumsi kami. Selain itu ada pula pemandu mancing dan kapten kapal. Pemandu di sini akan menunjukkan spot memancing yang potensial. Kepiawaian kapten kapal dan pemandu dalam menentukan lokasi sangat diperlukan dalam trip seperti ini. Supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Masih banyak spot laut yang potensial lainnya yang masih menunggu kunjungan. Di perairan Kepulauan Riau sendiri ada spot potensial seperti Pulau Jemur, Lingga dan Natuna. Untuk itu perlu pula dibuat perencanaan yang matang, termasuk pemantauan kondisi cuaca.
Penulis,
Hasrijal Farmaduansa